Meskipun di Denpasar, Bali, yang juga masih masuk Indonesia bagian tengah, Pemerintah Australia memiliki kantor konsulat, namun tetap memilih Makassar sebagai Kantor Konsul Jenderalnya, setelah beberapa kota lainnya di Indonesia.
‘’Denpasar Bali dipilih karena sisi pariwisatanya, sementara Makassar dipilih sebagai kantor konsul Australia karena melihat posisinya dari pengembangan ekonomi,’’ kata Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop ketika membawakan kuliah umum di Ruang Senat Universitas Hasanuddin, Selasa (22/3) petang.
Menteri Luar Negeri Australia itu tiba di Unhas didampingi Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan disambut Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu di lantai 8 Gedung Rektorat Unhas.
Julie Bishop juga mengakui, Universitas Hasanuddin sebagai perguruan tinggi di Indonesia bagian Timur, lembaga pendidikan yang selama ini mengirim begitu banyak dosen belajar di Australia.
‘’Indonesia dan Australia memiliki ikatan sejarah yang panjang dan karenanya banyak kerja sama yang dapat dilakukan,’’ ujar Bishop kemudian memberikan contoh beberapa film yang diproduksi bersama Indonesia-Australia. Termasuk pula di antaranya karya desain yang ditampilkan di Australia.
Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu menjelaskan, Unhas memiliki banyak alumni yang menyelesaikan pendidikan dan menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Australia.
‘’Oleh sebab itu, kita harapkan ada juga penerbangan langsung dari Makassar ke Australia, sehingga tidak perlu melalui Denpasar, Bali,’’ usul Rektor Unhas dalam acara yang diakhiri dengan sesi foto bersama antara Menlu, Rektor Unhas, dengan para alumnus Australia. (*).