Dewan Professor Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan webinar bertajuk “Covid-19 Vaccination Webinar” yang mengusung tema “A Time to Stand Together”. Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming di kanal YouTube Senat Akademik Unhas, Rabu (17/02).
Hadir sebagai keynote speaker mewakil Menteri Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH. (Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI). Adapun narasumber lain yakni Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D., Sp.THT-KL (K), MARS., (Direktur Jenderal Kesehatan RI), Prof. dr. Budu, Sp.M (K), M.Med.Ed., Ph.D., (Dekan FK Unhas dan Ketua Satgas Covid-19 Unhas) dan Prof. dr. Syarifuddin Wahid, Ph.D., Sp.PA (K).
Mengawali kegiatan, Ketua Dewan Professor Unhas Prof. Dr. Ir. Mursalim menuturkan bahwa webinar kali ini dilaksanakan sebagai upaya memberikan informasi kepada masyarakat terkait proses pemberian vaksin yang saat ini tengah berlangsung.
Sejak vaksin tiba di Indonesia, tidak sedikit masyarakat yang menolak. Padahal, vaksin menjadi bagian penting yang tidak hanya menekan pada laju penyebaran Covid-19, namun juga diharapkan berdampak pada kondisi perekonomian negara.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas terselenggaranya webinar tersebut. Menurutnya, Dewan Profesor Unhas telah memfasilitasi sumber informasi dengam tema yang sangat penting dan strategis.
Prof Dwia menuturkan program vaksin selain menghentikan penularan dan membangun herd imunity, juga berdampak pada kondusifitas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tidak dapat dihindari, tentu ada permasalahan saat vaksin ini dilakukan dimana timbul keragu-raguan masyarakat. Olehnya itu, peran akademisi menjadi penting untuk bersama-sama pemerintah mengedukasi masyarakat.
“Kita punya tanggungjawab melakukan antisipasi dengan terlibat aktif menyumbangkan ide dan gagasan berbasis riset, dan mengedukasi masyarakat. Saya yakin, Dewan Professor Unhas bisa menjadi agen dalam hal ini. Unhas juga secara institusi terlibat aktif dengan menyelenggarakan vaksinasi massal bekerja sama berbagai pihak,” jelas Prof Dwia.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Ketua Majelis Dewan Guru Besar PTN-BH, Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. Dalam sambutannya, Prof Karim mengatakan program vaksinasi membutuhkan kolektivitas dan keterlibatan semua pihak untuk mewujudkan harapan bersama keluar dari krisis pandemi Covid-19.
Setelah pembukaan secara resmi, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari drg. Oscar Primadi, MPH., selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI terkait “Kebijakan Vaksinasi Covid-19”.
Drg. Oscar menjelaskan saat ini terdapat kurang lebih 158.498 kasus aktif. Untuk menekan pertambahan kasus, vaksinasi menjadi salah satu langkah strategis sebagai upaya melindungi masyarakat. Vaksin telah tersertifikasi BPOM dan mendapatkan sertifikat halal MUI. Dengan vaksinasi diharapkan terbentuk kekebalan imunitas kelompok.
Tujuan vaksinasi Covid-19 selain membentuk kekebalan tubuh, juga dapat menurunkan resiko kesakitan dan kematian. Vaksin juga dapat memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh dan menjaga produktifitas, meminimalkan dampak sosial serta ekonomi.
“Aspek legal pelaksanaan Covid-19 sudah ada melalui Perpres Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi dan Perpres Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 99 Tahun 2020,” jelas drg. Oscar.
Vaksinasi dilakukan secara bertahap dengan total sasaran 181,5 juta penduduk. Tahap awal untuk tenaga kesehatan dan kemudian dilanjutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun. Meskipun demikian, drg. Oscar menambahkan penerapan protokol kesehatan tetap dilakukan.
Usai menyampaikan materinya, kemudian dilanjutkan dengan materi dari narasumber lain yang hadir. Kegiatan yang diikuti kurang lebih 200 peserta berlangsung lancar dan berakhir pukul 12.00 Wita.(*/mir)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR