Universitas Hasanuddin bersama Komisi Kebudayaan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menggelar Diskusi Terpumpun Seri 5 dengan tema “Ragam Praktik dan Makna Musyawarah dalam Demokrasi Modern Lintas Generasi: Akankah Menuju ke Demokrasi Musyawarah?”. Berlangsung di Aula LPPM Unhas, Kampus Tamalanrea, pada Rabu (27/8).
Kegiatan ini menghadirkan akademisi, pakar lintas disiplin, hingga pegiat masyarakat sipil untuk mendiskusikan relevansi nilai musyawarah sebagai bagian dari budaya bangsa di tengah praktik demokrasi modern yang kian menguat.
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan diskusi yang dinilai sangat relevan dengan perkembangan demokrasi di Indonesia. Menurutnya, musyawarah dan demokrasi kerap dipandang sebagai dua hal yang berbeda, bahkan berlawanan, sehingga penting untuk dikaji kembali secara ilmiah agar dapat ditemukan titik temu.
“Diskusi ini bukan hanya penting untuk para pemimpin, tetapi juga bagi mahasiswa yang mendapat kesempatan belajar langsung dari narasumber berkompeten. Unhas sangat bersyukur menjadi tuan rumah kegiatan ini,” jelas Prof. JJ
Sementara itu, Ketua AIPI, Prof. Daniel Murdiyarso, Ph.D., menekankan pentingnya membawa diskursus kebangsaan ke lingkungan kampus untuk menjangkau generasi muda sebagai calon pemikir masa depan. Demokrasi modern yang cenderung kuantitatif melalui sistem voting perlu ditimbang kembali dengan nilai musyawarah mufakat yang lebih menekankan kedalaman hati nurani dan budaya lokal.
“Nilai musyawarah atau mappetuada yang hidup dalam masyarakat Bugis-Makassar, misalnya, merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang dapat memperkaya demokrasi modern,” ungkap Prof. Daniel.
Ia menambahkan, forum ini menjadi ruang bagi lintas generasi untuk saling bertukar pandangan mengenai praktik demokrasi di Indonesia dan arah yang akan dituju ke depan.
“Hari ini kita mempertemukan berbagai generasi agar kita dapat melihat bersama bagaimana demokrasi dijalankan, sekaligus menimbang ke mana bangsa ini akan bergerak,” pungkasnya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi yang menghadirkan para narasumber, yakni Dr. Manuel Kasiepo, S.IP., M.H. (Praktisi Aliansi Kebangsaan), Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si. (Universitas Gadjah Mada), Prof. Dr. Phil. Sukri, M.Si. (Universitas Hasanuddin), Rijal Djamal, S.S., M.Si. (Content Creator), serta Sharla Aulia K., S.Sos. (Universitas Hasanuddin).
Para narasumber memberikan perspektif dari beragam sudut pandang, mulai dari akademisi, praktisi, hingga generasi muda, sehingga diskusi berlangsung dinamis dan memperkaya pemahaman mengenai praktik musyawarah dalam demokrasi modern lintas generasi. (*/dhs)
Editor : Ishaq Rahman