Empat Guru Besar dari Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang dikukuhkan dalam Rapat Paripurna Senat Akademik pada Kamis (15/5), menyampaikan pidato penerimaan jabatan profesor di hadapan Senat Akademik Unhas.
Prof. Dr. Ir. Sri Mawar Said, M.T.
Guru Besar dalam Bidang Manajemen Operasi Pembangkit dari Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, yang dikukuhkan sebagai guru besar dengan menyampaikan pidato berjudul “Manajemen Operasi Pembangkit Listrik.”
Dalam paparannya, Prof. Sri Mawar menjelaskan bahwa manajemen operasi pembangkit listrik harus mampu memastikan ketersediaan sumber energi primer untuk menghasilkan energi listrik yang dibutuhkan oleh sistem kelistrikan.
Sistem kelistrikan yang terhubung secara interkoneksi di wilayah yang luas, seperti Sistem Kelistrikan Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara, memerlukan perencanaan yang matang. Hal ini disebabkan oleh penggunaan kombinasi pembangkit listrik terbarukan dan pembangkit listrik termal untuk memenuhi kebutuhan beban (konsumen).
“Setiap pembangkit listrik memiliki kendala unik dalam pengoperasiannya, tergantung pada sumber energinya. Oleh karena itu, diperlukan manajemen pengoperasian yang terintegrasi untuk mencapai indeks keandalan pembangkit yang rendah,” jelasnya.
Prof. Dr. Eng. Ir. Rita Irmawaty, S.T., M.T.
Guru Besar dalam Bidang Ilmu Teknologi Bahan Konstruksi dari Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Pengembangan Material Konstruksi Berbasis Limbah dalam Mendukung Infrastruktur Berkelanjutan.”
Ia menjelaskan bahwa pendekatan inovatif dalam pengembangan material konstruksi berkelanjutan adalah dengan memanfaatkan limbah sebagai bahan baku. Limbah memiliki potensi untuk diolah dan dimanfaatkan kembali sebagai material konstruksi, seperti:
1. Limbah industri: fly ash, slag nikel/baja/besi, limbah beton, kaca, plastik, dan karet;
2. Limbah pertanian: sekam padi, ampas tebu, serat kelapa, tongkol jagung;
3. Limbah domestik: limbah konstruksi dan pembongkaran.
“Pengembangan material konstruksi berbasis limbah, di antaranya geopolymer concrete, hybrid concrete, slag concrete, dan recycled concrete, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan,” terangnya.
Meski menghadapi tantangan kompleks, Prof. Rita menekankan bahwa material berbasis limbah memiliki potensi besar untuk menciptakan masa depan konstruksi yang berkelanjutan.
“Dengan inovasi, kolaborasi, dan dukungan kebijakan yang tepat, material berbasis limbah dapat menjadi solusi penting untuk mengurangi limbah, menghemat sumber daya alam, dan membangun lingkungan yang lebih baik,” ujarnya.
Prof. Dr. Eng. Ir. Intan Sari Areni, S.T., M.T., IPU.
Guru Besar dalam Bidang Telekomunikasi dan Pengolahan Multimedia dari Fakultas Teknik memaparkan pidato berjudul “Teknologi Telekomunikasi dan Multimedia untuk Masyarakat Inklusif sebagai Jembatan Menuju Dunia Tanpa Batas.”
Ia menjelaskan bahwa dalam konteks akademik dan industri, integrasi teknologi telekomunikasi dan multimedia telah membuka peluang besar untuk meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan efektivitas layanan di berbagai sektor.
“Berbagai riset yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa teknologi ini dapat diterapkan tidak hanya dalam bidang komunikasi, tetapi juga industri, otomasi, pendidikan, dan kesehatan. Ke depan, masih banyak potensi yang dapat terus dikembangkan untuk kemajuan masyarakat,” jelasnya.
Prof. Dr. Ir. Ulva Ria Irvan, S.T., M.T., IPM.
Guru Besar dalam Bidang Ilmu Geokimia Batuan dari Fakultas Teknik menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Peran Geokimia Batuan dalam Pembangunan Berkelanjutan Indonesia.”
Menurut Prof. Ulva, geokimia batuan memiliki peran penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dengan pendekatan ekonomi yang bertanggung jawab terhadap pemanfaatan sumber daya, geokimia batuan dapat mendorong hilirisasi industri dan percepatan transisi menuju energi bersih.
“Geokimia batuan menawarkan cara baru dalam mengelola sumber daya alam, mulai dari eksplorasi hingga reklamasi. Namun, keberhasilan ini membutuhkan kolaborasi erat antara akademisi, industri, pemerintah, dan masyarakat. Mari kita dukung pengembangan ilmu geokimia batuan sebagai landasan pembangunan yang adil dan ramah lingkungan,” pungkasnya. (*/dhs)
Editor : Ishaq Rahman