Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Fakultas Kehutanan Unhas dan Bappenas Bahas Pengelolaan Sektor Kehutanan

Dekan Fakultas Kehutanan (FHut) Universitas Hasanuddin, Dr. A. Mujetahid M., S.Hut., M.P. menerima kunjungan Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Dr. Nur Hygiawati Rahayu, ST., M.Sc.., di Ruang Rapat Senat Lantai 2 Fakultas Kehutanan, Selasa (17/5).

Dalam pertemuan tersebut, Dekan FHut didampingi oleh Wakil Dekan dan Ketua Departemen Kehutanan membahas dan mendiskusikan tentang isu-isu sektor kehutanan.

Dr. A. Mujetahid M., S.Hut., M.P. menyampaikan gambaran umum terkait aktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) Fakultas Kehutanan Unhas yang saat ini sedang melakukan produktivitas pengelolaan gula aren dan pengembangan lebah madu.

“Fakultas Kehutanan Unhas saat ini sedang melakukan persiapan akreditasi laboratorium pengelolaan lebah madu. Beberapa kerja sama nasional dan internasional yang dijalin Fakultas Kehutanan dengan lembaga internasional salah satunya kerjasama dengan University of San Diego,” jelas A. Mujetahid.

Dr. Nur Hygiawati Rahayu, ST., M.Sc. pada kesempatan tersebut membahas terkait sektor kehutanan itu sendiri, terkait bagaimana mengelola kehutanan pusat dan daerah. Selama masa pandemi Covid-19 banyak keterbatasan yang dialami oleh pemerintah pusat,” jelas Rahayu.

Lebih lanjut Nur Hygiawati Rahayu mengatakan bahwa perhutanan sosial di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sangat diperlukan adanya pendamping seperti penyuluhan. KLHK mempunyai anggaran untuk kolaborasi pemberdayaan masyarakat dan desa binaan menjadi salah satu indikatornya.

“Tiga aspek penting dalam membantu petani yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Ketiga aspek tersebut selalu bersamaan, jika aspek lingkungan tidak baik maka akan mempengaruhi aspek yang lain. Untuk itu sangat penting adanya koordinasi dan kerjasama antara Perhutanan Sosial dan Kesatuan Pengelolaan Hutan dalam meningkatkan pembangunan sosial”, jelas Rahayu.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Syamsu Alam, M.S. mengatakan bahwa pendekatan kehutanan dilakukan dengan harus saling mendukung antar sektor yang ada. Seperti halnya pengembangan pertanian dalam memproduksi yang sekiranya memiliki subsidi benih, sehingga menguntungkan bagi mereka dan akhirnya mempertahankan hutan yang ada sekarang terutama hutan rakyat.

“Harusnya sektor kehutanan dapat meningkatkan produksi tanpa memperluas lahan dan dukungan dari industri pengolahan menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan produksi pada sektor kehutanan. Tak hanya itu dukungan pengembangan integrated area development juga penting,” jelas Prof. Alam.

Prof. Dr. Supratman, S.Hut., M.P. pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa sektor kehutanan jangan nilai dan di lihat dari dari sisi kayunya saja melainkan dari produksi kayu atau produk kayu itu sendiri.

“Mengelolah hutan tidak harus dengan menebang pohon, hal lain yang dapat dikelola dalam hutan yaitu air dan karbonnya. Dua hal penting yang harus kita ketahui dalam mengelolah hutan yaitu hutan dan kayu itu sendiri. Kedua aspek tersebut harus dikelola bisnisnya, kegagalan hutan tergantung dari kegagalan bisnisnya”, jelas Prof. Supe. (*/fhut-dhs).

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content