Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Hasanuddin menyelenggarakan kuliah umum pada Webinar Series 4 dengan tema “A Brief Introduction to Phylogenomics and Molecular Dating”, yang menghadirkan narasumber Professor Simon Ho (Professor of Molecular Evolution, School of Life and Environmental Sciences, University of Sydney).
Kuliah umum berlangsung mulai pukul 08.30 Wita secara virtual terhubung melalui aplikasi zoom meeting, Minggu (31/10).
Kegiatan resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Unhas, Prof. dr. Nasrum Massi, Ph.D., Sp.MK. Dalam sambutannya menyampaikan webinar tersebut memiliki tema yang menarik untuk dilakukan riset kolaborasi lebih lanjut antara sivitas akademik Faperta dengan mitra internasional khususnya bersama narasumber.
“Hal ini sejalan dengan pengembangan keilmuan, serta salah satu langkah strategis untuk memperluas dan membangun kemitraan guna mendukung capaian Unhas menuju World Class University,” kata Prof. Nasrum.
Pada kesempatan yang sama, Dekan Faperta Unhas, Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Baharuddin menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan menghadirkan ahli evolusi molekuler sebagai narasumber. Dirinya berharap mahasiswa dapat memperluas wawasan serta pemahaman terkait topik yang dibahas berdasarkan pengalaman narasumber dalam bidang keilmuan penelitian yang telah dikuasai.
Pada kesempatan ini, Professor Simon Ho memaparkan tentang dasar dari Molecular Ecology, Evolution, and Phylogenetics. Phylogenetic tree atau sebuah pohon filogenetik yang merupakan diagram yang menunjukkan evolusi hubungan antara berbagai biologis spesies atau badan lain berdasarkan persamaan dan perbedaan karakteristik fisik atau genetik mereka.
Dalam pohon filogenetik, daun yang mewakili spesies, populasi, individu, atau gen dapat dihubungkan ke node melalui cabang (cabang eksternal). Cabang mewakili perjalanan informasi genetik antara generasi berikutnya, dan panjang cabang menunjukkan perubahan atau divergensi genetik.
“Pola percabangan tertentu yang diciptakan oleh pemisahan garis keturunan disebut topologi, yang mewakili perkembangan evolusioner generasi kontemporer melalui percabangan garis keturunan yang progresif,” jelas Professor Simon.
Lebih lanjut, Simon Ho menjelaskan terkait ‘the molecular clock”, yaitu jam evolusi molekuler yang diusulkan pada 1960-an dan telah mengalami evolusi yang cukup besar. Jam molekuler menggambarkan hubungan antara laju evolusi dan waktu dengan model jam paling sederhana dengan asumsi bahwa laju evolusi molekuler adalah konstan di seluruh spesies.
Ia menambahkan bahwa pendekatan jam molekuler telah berevolusi dari asumsi laju evolusi konstan ke model variasi laju saat ini di seluruh garis keturunan . Ada peningkatan upaya untuk memasukkan data fosil ke dalam penanggalan molekuler, melalui penanggalan bukti total dan proses kelahiran-kematian yang memfosil pada 18 families, 45 species dan 1550 exons.
Setelah pemaparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Dr. Muhammad Junaid SP, MP., (Dosen Faperta Unhas) selaku moderator yang diikuti oleh kurang lebih 120 peserta. (*/dhs).
Editor: Ishaq Rahman, AMIPR