Hendri, alumni Program Studi Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin angkatan 2012 pertama kali memulai usaha di tahun 2013. Ia bermodalkan sisa tabungan beasiswa bidikmisi yang diterimanya setiap 6 bulan sekali. Usaha yang ia geluti pada saat itu ialah usaha jual peralatan outdoor dan jaket Unhas.
Saat itu Hendri memanfaatkan kamar di Ramsis (Asrama Mahasiswa) yang ia tinggali selama menempuh kuliah di Unhas untuk digunakan sebagai tempat memulai usaha.
“Hasil usaha ini cukup untuk membantu saya memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seiring berjalannya waktu saya selalu berfikir agar bisa menjadi seorang pengusaha seperti sang idola yaitu Chairul Tanjung yang memulai bisnis dari sejak mahasiswa,” kata Hendri.
Berawal dari motivasi tersebut, pada tahun 2015 Hendri membangkitkan semangatnya untuk mengikuti seleksi proposal Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang diinisiasi Dirjen DIKTI. Menurutnya program tersebut merupakan peluang yang besar untuk mendapatkan pendanaan secara cuma-cuma (hibah) dalam berwirausaha.
Segala persiapan telah dijalankan Hendri, mulai dari membentuk tim yang terdiri dari 3 orang, mengusung ide usaha yang ingin dijalankan, serta menyiapkan proposal. Kemudian Hendri menyepakati untuk menjadikan usaha jasa percetakan sablon dan merchandise Unhas dengan label “Unhas Clothing” sebagai brand yang ditawarkan dalam pengusulan proposal PMW UNHAS tahun 2015.
“Saat itu dosen pembimbing saya adalah bapak Dr. Muhammad Kurnia, S.Pi, M.Si yang memberikan kami arahan saat berkompetisi. Kami memilih sektor usaha tersebut karena Unhas adalah salah satu kampus besar yang memiliki banyak mahasiswa dan sering mengadakan event nasional maupun internasional. Kami menganggap ini ada peluang. Apalagi saat itu belum ada ditemukan usaha yang khusus untuk menjual brand atau merchandise Unhas,” jelas Hendri
Berbeda dengan kampus lain di Jawa yang menjual produk merchandise kampus sebagai oleh-oleh untuk para tamu yang datang melakukan kunjungan. Melalui pengenalan produk tersebut diharapkan dapat membantu memperkenalkan keunikan Unhas kepada masyarakat atau mahasiswa dari luar kampus melalui merchandise yang mencirikan jati diri Unhas.
Pada saat pengumumaan tim Hendri berhasil menjadi salah satu peserta PMW tahun 2015 yang dibiayai oleh DIKTI dengan nama usaha “MAMAN KREATIF” singkatan dari Mahasiswa Kreatif. Memperoleh dana hibah sebesar 16.000.000 yang dibayarkan dalam 2 tahap.
“Sangat menguntungkan bagi saya untuk dapat mengembangkan usaha yang telah saya jalankan selama ini. Gerak cepat pun saya lakukan dengan mengontrak toko di Jalan Sahabat 1 sebagai langkah awal untuk mengimplementasikan apa yang telah dituangkan dalam business plan PMW,” ungkap Hendri.
Lebih lanjut, Hendri menceritakan seiring berjalannya waktu dengan brand usaha Unhas Clothing by Maman Kreatif dijalaninya dengan sangat fokus. Usahanya tumbuh cukup drastis melalui ekspansi usaha pada beberapa lokasi. Di wilayah Kota Makassar Hendri mendirikan usahanya di 3 lokasi, yaitu di Jalan Sahabat 1 terdapat dua toko, 1 toko khusus untuk penjualan merchandise UNHAS dan 1 toko untuk usaha percetakan sablon baju.
Sedangkan di Jalan Workshop dibuka toko khusus untuk orderan konveksi. Pada tahun 2016 Hendri melakukan ekspansi dengan membuka cabang usaha sablon di Kabupaten Gowa dan usaha rumah makan serta budidaya ikan lele di Kabupaten Takalar.
Memanfaatkan putaran cashflow dan laba ditahan untuk melakukan ekspansi usaha sehingga harapannya dapat memperoleh pendapatan dari berbagai sumber usaha yang dijalankan.
“Hal ini butuh keberanian dengan taktik bisnis agar bisa menjalankan semuanya. Saya membentuk tim yang solid. Lambat laun usaha semakin berkembang dan omset mulai meningkat dari keseluruhan usaha. Saya bermimpi membangun gurita bisnis untuk mengangkat derajat kedua orang tua saya, namun dari teori keilmuan tentang bisnis dan manajemen saya masih minim serta jaringan ke investor juga terbatas,” jelas Hendri.
Pada tahun 2017 Hendri meninggalkan Makassar untuk melanjutkan pendidikan magister. Ia mempercayakan kepada tim untuk mengelola usaha yang sudah berjalan. Ia memilih Magister Manajemen di Yogya dan melakukan ekspansi dengan membuka cabang usaha sablon dan konveksi.
“Saya menyewa 1 ruko untuk konveksi dan 1 ruko untuk sablon. Secara total jumlah karyawan saya waktu itu baik di Makassar maupun di Yogya sekitar 21 orang dengan omset setahun bisa mencapai 900 juta. Hal ini sangat membantu saya dalam mendanai kuliah. Secara keseluruhan biaya pendidikan saya didanai dari hasil usaha yang selama ini saya jalankan,” jelas Hendri.
Menjalani karir sementara sebagai karyawan dapat membantu kita mengetahui bagaiamana pentingnya peraturan, kebijakan, hingga prosedur perusahaan. Selain itu potensi dalam membangun relasi lebih kuat. Hal ini yang membuat Hendri memutuskan bergabung dan bekerja di kantor konsultan keuangan di Jakarta agar bisa belajar sistem yang diterapkan pada perusahaan.
“Hal ini saya lakukan untuk sementara waktu sembari menjalankan sisa usaha yang masih berjalan. Banyak usaha saya yang tutup akibat Covid-19 ini. Hanya satu usaha yang tersisa yaitu di Yogya yang saat ini dikelola oleh teman saya. Pencapaian saya selama ini tidak terlepas dari keinginan serta motivasi untuk menjadi pengusaha sukses dan juga atas bantuan dana hibah Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Unhas yang sangat membantu saya untuk melakukan ekspansi usaha,” kata Hendri.
Hendri telah menyusun rencana untuk memulai kembali usaha dengan skala yang lebih besar dengan memanfaatkan tabungan dari hasil kerja di perusahaan dan sisa tabungan hasil usaha yang masih berjalan serta bekal ilmu yang diperoleh selama bekerja. (*/dhs).
Editor: Ishaq Rahman, AMIPR