Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nachrowi, sekitar pukul 11.00 Wita, Sabtu (20/8) tiba di Kampus Unhas Tamalanrea setelah mengikuti acara di Universitas Negeri Makassar (UNM). Di depan GOR, Menpora disambut Wakil Rektor III Unhas Dr.Ir.Abd.Rasyid, M.S. Di dalam GOR, Menpora disongsong tari selamat datang yang disuguhkan UKM Tari Unhas.
Diantar Wakil Rektor III Unhas, Imam Nachrowi uamh didampingi Prof.Dr.Faisal Abdullah, S.H., M.H, sempat berkeliling dan mengunjungi beberapa stand UKM dan didaulat bergambar bersama sebelum tampil menyampaikan arahannya selama belasan menit. Sebelum menyampaikan arahannya, mendengar pujian dari MC, Imam Nachrowi langsung mengajaknya berselfie ria dengan menggunakan kameranya sendiri yang dia cabut dari dalam saku baju putih yang dikenakannya,
Dia mengingatkan kepada mahasiswa Unhas, Indonesia memiliki bonus demograsi, karena sebagian besar penduduknya berusia antara 16-30 tahun yang justru tidak dimiliki oleh negara lain.
‘’Tetapi kita punya tantangan berat ke depan, yakni narkoba yang dapat berpotensi memutus generasi emas dan generasi hebat Indonesia,’’ kata Imam Nachrowi yang diawal sambutannya menyebut Unhas sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia dan terbaik di Indonesia Timur.
Dia mengharapkan mahasiswa Unhas dapat mengukir sejarah di Indonesia dan internasional, sebagaimana diciptakan oleh Tantowi dan Liliana Nasir (Owi dan Butet) yang mengumbangkan medali emas bulutangkis bertepatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Republik Indonesia.
‘’Andaikan Owi dan Butet transit di Makassar, saya akan mampirkan di Unhas. Namun sayang mereka akan turun di Bandara Soekarno Hatta setelah menempuh perjalanan 32 jam dari Brazil,’’ kelakar Imam Nachrowi.
Sebelum meninggalkan GOR Unhas, Rijal dari Komunitas Pantun Unhas dan penerima beasiswa Menpora sempat membalas untaian pantun yang disampaikan Menpora di akhir arahannya. Pantun gubahan Rijal mendapat sambutan meriah dari yang hadir, termasuk Menpora.
‘’Bikin pantun yang banyak-banyak,’’ pesan Imam Nachrowi ketika menyalami Rijal yang segera merangsek ke depannya usai membacakan sejumlah pantun yang memesona. (*).
