Gibran Muhammad adalah alumni Ilmu Komunikasi Unhas. Ia memulai studinya pada tahun 2011 hingga wisuda pada tahun 2015. Gibran yang lahir pada 8 November 1993 di Bantaeng, kemudian meniti karir sebagai pembaca berita (news anchor) televisi.
Gibran mengawali karir sebagai presenter di Kompas TV Makassar pada tahun 2014. Meningkatkan capaian diri, Gibran kemudian mengikuti seleksi ke Kompas TV Nasional, dan berhasil diterima pada 2016. Hanya tiga tahun di Kompas TV, Gibran memutuskan pindah ke CNBC sejak tahun 2019.
Melalui wawancara Senin (24/05), Gibran menjelaskan bahwa menjadi seorang presenter berita bukan mimpi dan cita-citanya sejak awal. Dia sebenarnya sangat ingin bergabung menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG). Namun, garis takdir mengantarkannya menjadi mahasiswa pada program studi Ilmu Komunikasi, konsentrasi penyiaran (broadcasting) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Unhas. Dari sini, kemudian Gibran terus belajar dan mengasah kemampuan diri yang dimiliki.
“Saya tidak pernah bermimpi menjadi seorang jurnalis dan presenter berita. Namun, Tuhan mengantarkan saya pada jalan ini. Maka saya harus punya komitmen untuk mewujudkan dan menemukan jalannya. Saat itu, saya percaya bahwa saya bisa. Hal ini juga sesuai dengan prinsip hidup saya, yakni mimpi, percaya dan temukan jalannya,” jelas Gibran.
Ketika memutuskan untuk menjadi presenter berita, Gibran mempunyai motivasi besar untuk berkontribusi memberikan dan menyebarluaskan informasi sesuai prinsip jurnalistik, serta mengedukasi masyarakat untuk cerdas mengolah berita yang diterima.
Di era globalisasi sekarang ini, arus penyebaran informasi sangat banyak, dimana semua orang bisa menjadi informan atau sumber berita, sekalikus menjadi media. Namun, paling penting adalah mengerti substansi ketika memberikan atau membagi pengetahuan kepada khalayak luas.
Selain sebagai presenter berita, Gibran juga aktif sebagai humas di Pengurus Besar Karate Inkanas yang merupakan forum atlet karateka. Tidak hanya itu, Gibran juga terlibat melakukan pelatihan public speaking kepada masyarakat Kota Bantaeng secara khusus sebagai daerah kelahiran dan Sulawesi Selatan.
“Saya pribadi awalnya seorang introver, padahal jika menjadi seorang jurnalis harus fleksibel dan mudah bergaul. Sehingga, ketika saya memilih profesi tersebut, saya harus berubah dan beradaptasi. Perspektif orang-orang di kota besar juga menjadi tantangan tersendiri yang terkadang meragukan kemampuan kita yang berasal dari daerah,” jelas Gibran.
Dengan profesi saat ini, Gibran berharap bisa terus berkontribusi memberikan informasi berkualitas kepada masyarakat. Ia juga konsisten memotivasi dan memberikan semangat kepada para generasi penerus untuk berani bermimpi dan mewujudkan cita-cita dan potensi yang dimiliki melalui jalur apapun.(*/mir)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR