Universitas Hasanuddin menjadi tuan rumah Program Ajakan Industri 2026 yang diselenggarakan oleh Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Program ini dirancang untuk memperkuat kolaborasi riset antara perguruan tinggi dan dunia industry, agar hasil penelitian dapat dimanfaatkan secara langsung oleh industri dan masyarakat. Kegiatan berlangsung mulai pukul 13.30 Wita, di Aula Prof Baharuddin Lopa, Fakultas Hukum, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu (03/12).
Ketua Panitia Dr. Asmi Citra Malina, S.Pi., M.Agr., Ph.D., yang juga Direktur Inovasi dan Kekayaan Intelektual Unhas menyampaikan, kegiatan ini menghadirkan beragam pelaku industri, mulai dari usaha kecil, menengah, hingga perusahaan besar. Tercatat sebanyak 115 perusahaan berbadan PT, 50 CV, dan 175 usaha kecil, termasuk 12 perusahaan Unhas.
“Forum ini menjadi ruang strategis bagi para peneliti untuk memperkuat proses hilirisasi melalui kolaborasi riset. Para pelaku industri dapat menyampaikan kebutuhan secara langsung, membuka peluang kerja sama dengan perguruan tinggi, sekaligus menyediakan dukungan pendanaan,” jelas Asmi Citra Malina.
Melalui sinergi ini, diharapkan lahir kegiatan riset yang tidak hanya memperkuat kapasitas akademik perguruan tinggi, tetapi juga menghasilkan inovasi yang dapat langsung dimanfaatkan oleh industri. Kolaborasi tersebut menjadi landasan penting untuk mendorong hilirisasi, meningkatkan daya saing, serta menghadirkan solusi yang relevan bagi kebutuhan dunia usaha.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Pengembangan dan Keuangan, Prof. Subehan, S.Si., M.Pharm., Sc., Ph.D., Apt., mewakili rektor menyampaikan, Unhas memiliki kapasitas, jejaring, dan infrastruktur riset yang kuat sehingga layak menjadi tuan rumah bagi forum kolaborasi industri dan akademisi. Selama ini, berbagai perusahaan telah menjadikan Unhas sebagai tujuan untuk membahas peluang hilirisasi, yang menunjukkan kepercayaan besar terhadap potensi riset dan inovasi yang dimiliki.
Lebih lanjut, Prof Subehan mengimbau kepada para peserta untuk dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai ruang strategis memperluas jejaring sekaligus merancang penelitian kolaboratif yang benar-benar relevan dengan kebutuhan industri. Melalui pertemuan ini, para peserta memiliki kesempatan memahami secara langsung tantangan, serta arah pengembangan teknologi yang diharapkan pelaku usaha.
“Forum seperti ini sangat penting untuk memastikan hasil riset tidak berhenti pada tahap dasar, tetapi memiliki jalan menuju penerapan, komersialisasi, dan pemanfaatan luas. Banyak contoh produk hilirisasi yang lahir dari ruang akademik, misalnya saja produk inovasi “Jagung Jago” Unhas yang telah terhilirisasi kepada masyarakat,” jelas Prof Subehan.
Para peneliti, baik dari Unhas maupun perguruan tinggi lainnya, memiliki potensi besar yang membutuhkan dukungan kemitraan untuk mempercepat hilirisasi. Karena itu, Prof Subehan mengatakan, kegiatan ini menjadi momentum berharga untuk memperkuat sinergi riset dan mendorong inovasi untuk hilirisasi.
Kegiatan resmi dibuka oleh Direktur Hilirisasi dan Kemitraan Prof. Yos Sunitiyoso, S.T., M.Eng., Ph.D. Prof Yos. Dirinya menyampaikan, kegiatan ini merupakan pelaksanaan yang kelima dan tercatat sebagai yang paling banyak pesertanya, menunjukkan tingginya antusiasme dan komitmen berbagai pihak.
“Sebelumnya, rangkaian kegiatan serupa telah sukses berlangsung di Jakarta, Surabaya, Batam, dan Solo, sebelum akhirnya mencapai puncak pelaksanaan di Sulawesi Selatan. Kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan dukungan semua pihak,” jelas Prof Yos.
Pada kesempatan ini, Prof Yos juga sekaligus memberikan paparan materinya mengenai “Sinergi Membangun Negara Melalui Hilirisasi Riset”. Dirinya menjelaskan, hilirisasi riset menjadi salah satu kunci penting dalam mempercepat pembangunan nasional.
Sinergi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah diperlukan untuk memastikan hasil penelitian tidak berhenti pada tahap laboratorium, tetapi mampu berkembang menjadi inovasi yang memberi nilai tambah bagi masyarakat.
Prof Yos menyebutkan, perlunya mengutamakan riset dan inovasi untuk mengejar dan menanggulangi ketertinggalan dari negara maju. Untuk menjembatani ketertinggalan tersebut, perlunya membangun ekosistem riset yang kuat melalui peningkatan keterampilan talenta, hingga kebijakan inovasi yang adaptif.
“Penguatan kemitraan antara perguruan tinggi dan industri menjadi langkah konkrit dalam memperkecil inovation gap dan meningkatkan daya saing nasional. Melalui sinergi yang terbangun, hilirisasi riset dapat menjadi motor penggerak transformasi ekonomi. Kolaborasi yang efektif akan menghadirkan inovasi yang aplikatif, memperkuat perekonomian nasional,” jelas Prof Yos.
Program Ajakan Industri 2026 merupakan inisiatif kolaboratif antara perguruan tinggi dan dunia industri untuk menghasilkan solusi teknologi yang dapat langsung dimanfaatkan oleh perusahaan. Melalui pendanaan bersama pemerintah dan sektor industri, program ini dirancang untuk mendorong percepatan hilirisasi hasil riset sehingga teknologi yang dikembangkan dapat segera diterapkan dan dikomersialisasikan di dunia usaha.
Memasuki tahun kedua pelaksanaannya pada 2026, program ini semakin diperkuat oleh dukungan pendanaan kolaboratif melalui LPDP. Hal tersebut membuka peluang yang lebih luas bagi perguruan tinggi dan mitra industri untuk memperluas jangkauan riset sekaligus memberikan manfaat nyata bagi peningkatan daya saing nasional.
Setelah sambutan, kemudian dilanjutkan dengan paparan materi narasumber lainnya dalam sesi pleno. Adapun narasumber yang hadir diantaranya Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel (H. Ahmadi Akil, SE., MM) dan Wakil Ketua Umum KADIN Sulsel serta Tim Pakar Program Ajakan Industri. (*/mir)
Editor : Ishaq Rahman






