Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Perayaan Maulid Nabi, Dekan FIB: Upaya Menangkal Paham Radikal

Universitas Hasanuddin melalui Fakultas Ilmu Budaya menyelenggarakan perayaan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid Nabi). Kegiatan ini berlangsung pada pukul 09.00 Wita di Aula Prof Matuladda FIB Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Senin (25/11).
 
Turut hadir dalam kegiatan, Wakil Rektor II bidang Keuangan, Perencanaan, dan Infrastruktur  (Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil),  Dekan FIB Unhas (Prof. Akin Duli, MA)  beserta jajaran, Ketua Departemen beserta jajaran FIB Unhas, staf, dosen maupun mahasiswa memadati lokasi kegiatan. 
 
Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Keuangan, Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil. Dalam sambutannya, beliau menyebutkan bahwa maulid nabi merupakan suatu kebudayaan yang telah lama bergulir dalam kehidupan bermasyarakat. Menurutnya, peringatan Maulid Nabi memang patut dilakukan oleh Fakultas Ilmu Budaya. Terutama Departemen Sastra Arab yang memang konsentrasinya mengajarkan bahasa, kebudayaan Arab serta bagaimana budaya tersebut diakulturasi saat sampai di tanah air. 
 
"Sejarah Maulid Nabi merupakan perjalanan penting dalam kehidupan Rasulullah dan juga agama Islam. Perayaan seperti ini bisa dijadikan sebagai pelajaran kehidupan yang bisa dicontoh dalam kehidupan saat ini," jelas Prof Sumbangan. 
 
 
Pada kesempatan yang sama, Dekan FIB Unhas, Prof. Akin Duli, MA., menjelaskan bahwa perayaan keagamaan seperti maulid nabi merupakan salah satu cara menangkal penyebaran paham-paham radikal dalam lingkup kampus. Perayaan ini menjadi sarana untuk kembali mendekatkan diri kepada Rasulullah Muhammad SAW. Sehingga, segala keteladanan beliau bisa menjadi contoh dalam keseharian. 
 
Dalam perayaan ini, FIB Unhas mengundang  Ketua Pengurus Cabang Nadhatul Ulama (PC NU) Kota Makassar, Dr. Kaswad Sartono, sebagai penceramah yang membawakan hikmah maulid nabi. Pada kesempatan tersebut, Dr. Kaswad memberikan gambaran mengenai bahaya pemikiran radikal yang tidak seimbang, anti pancasila dan pemikiran yang sulit  menerima pandangan orang lain. 
 
"Memeringati hari lahir Nabi Muhammad SAW itu beraneka ragam sesuai budaya atau kearifan lokal suatu daerah. Inilah yg membuatnya menarik. Sebab ada nilai nilai kebudayaan yang menguatkan," jelas Kaswad. 
 
Usai mendengarkan tauziah dari Dr. Kaswad Sartono, acara perayaan kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh Ketua Senat FIB Prof. Dr. Najamuddin Safa, M.A.(*)
 
Editor : Ishaq Rahman

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content