Universitas Hasanuddin melalui Fakultas Teknik menyelenggarakan Focus Group Discussion dalam rangka membahas peluang dan tantangan program studi Metalurgi dan Material yang akan dihadirkan oleh Fakultas Teknik. Kegiatan yang melibatkan mitra industry dan kementerian terkait tersebut berlangsung pukul 09.30 Wita di Ruang Rapat B, Lantai 4 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar, dan terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Kamis (09/02).
Hadir dalam kegiatan Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis (Prof. Dr. Eng. Ir. Adi Maulana, ST., M.Phil., Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi pada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Rachmat Kaimuddin), Direktur PT. Vale dan tim task force beserta jajaran pimpinan lingkup Fakultas Teknik Unhas.
Mengawali kegiatan, Rachmat Kaimuddin menyampaikan apresiasi atas upaya pengembangan yang terus dilakukan oleh Unhas dengan menghadirkan prodi baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman saat ini. Dirinya mengatakan, sumber daya industry tambang termasuk nikel banyak terdapat di Indonesia Bagian Timur. Untuk itu, Unhas sebagai salah satu kampus terbesar khususnya di Timur Indonesia mempunyai tanggung jawab dan kesempatan besar dalam mendorong pengelolaan pertambangan nikel untuk kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan sains dan teknologi mutakhir.
“Kami dikementerian sangat memberikan dukungan atas inisiasi yang dilakukan oleh FT Unhas, kedepan kita akan optimalkan kolaborasi penta helix untuk memanfaatkan pengelolaan sumber daya tambang yang dimiliki Indonesia dengan tujuan peningkatan ekonomi dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Kami berharap, Unhas bisa mengambil peran strategis dalam optimalisasi pengelolaan sumber daya tambang khususnya di bagian timur Indonesia,” jelas Rachmat.
Kegiatan resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis Prof. Dr. Eng. Ir. Adi Maulana, ST., M.Phil. Dalam kesempatan tersebut, Prof Adi mengatakan Unhas secara berkelanjutan terus berupaya memberikan kontribusi terbaiknya untuk pengembangan Indonesia lebih baik. Dirinya mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara produsen nikel terbesar yang Sebagian besar terletak di timur Indonesia. Unhas mempunyai tanggung jawab moral mengambil peran dengan mempersiapkan sejak awal sumber daya manusia berkualitas.
“Perkembangan smelter di Indonesia semakin besar, sementara jumlah program studi terkait tidak banyak. Di Unhas melalui konsorsium riset bersama Australia melalui program PAIR, kita akan melakukan penelitian di Sulsel selama tiga tahun kedepan dengan salah satu scopenya adalah segitiga nikel yang terletak di Morowali hingga Sorowako. Semoga upaya ini akan memberikan manfaat terhadap kesiapan Indonesia dalam mengoptimalkan pengelolaan tambang khususnya nikel,” jelas Prof. Adi.
Secara umum, perkembangan industry manufaktur Indonesia semakin tinggi baik yang berbasis logam maupun nonlogam yang kemudian didukung dengan ilmu dan teknologi yang semakin maju dalam berbagai bidang. Kehadiran program studi Metalurgi dan Material diharapkan akan mendorong peningkatan sumber daya manusia berkualitas. Prodi ini mempelajari rekayasa metalurgidan material yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan praktis dan peneliti di bidang teknik metalurgi dan material dan mempunyai keunikan karena berfokus pada pengolahan nikel dan teknologi baterai.
Saat ini, proses pembentukan prodi tersebut sedang dalam tahap evaluasi oleh Senat Akademik untuk memperoleh persetujuan untuk kemudian diserahkan kepada Majelis Wali Amanat Unhas. Tahap pembentukan dan persiapan prodi telah dilakukan sejak Agustus 2022 lalu. Dijadwalkan FGD akan berlangsung hingga pukul 13.00 Wita. (*/mir)
Editor : Ahmad

