Riset Universitas Hasanuddin
Universitas Hasanuddin menjadi salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) yang berhasil meloloskan hasil riset mereka untuk dikembangkan dalam industri. Hal ini terwujud dalam penandatanganan kontrak pelaksanaan Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri antara Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset dan Tekhnologi Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dengan enam kampus terpilih semalam, Senin (7/3), di Hotel Millenium Sirih, Jakarta.
Unhas Peringkat Enam
Unhas terpilih bersama lima PTN terbaik di Indonesia lainnya, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Enam PTN tersebut akan mendapat dukungan dana dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti). Mereka pun menandatangani kontrak pelaksanaan Penguatan Inovasi Perguruan Tinggi di Industri dengan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemristekdikti semalam.
Unhas meloloskan produk pengembangan industri perbibitan sapi lokal berbasis iptek di Maiwa Breeding Centre Unhas. Program yang juga bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan dan peternakan sapi di kawasan Sulawesi Selatan.
Salah satu pengembangan riset unggulan di lahan yang memberdayakan 60 peternak ini adalah rekayasa genetika untuk bibit sapi bali, madura dan sumba, serta untuk meningkatkan nilai tambah pada produk peternakan seperti meningkatnya berat sapi.
Unhas Menjadi Industri Riset
Rektor Universitas Hasanuddin, Dwia A. Tina Pulubuhu memaparkan kerjasama yang dibangun antara pihak industri dengan perguruan tinggi bisa meningkatkan kemanfaatan bagi bangsa.
"Selama ini kita masih tergantung pada sapi impor. Berternak itu merupakan salah satu produksi yang baik, karena kebutuhan masyarakat Indonesia akan konsumsi daging itu masih tinggi. Peternaknya juga nanti akan dibina," paparnya.
Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir menambahkan sebelumnya telah dilakukan mediasi terkait apa saja produk yang bisa meningkatkan manfaat terhadap dunia industri.
"Selama ini perguruan tinggi melakukan riset, membuat prototipe sampai melahirkan inovasi. Saya mempertemukan riset yang bisa meningkatkan manfaat dengan industri mana yang tepat," tuturnya. Dikutip dari Humas Kemenristekdikti. DNA-HUMAS
Credit Foto: Harian Kompas, edisi Selasa, 8 Maret 2016, hal. 11 (hak cipta pada Kompas/Ester Lince Napitupulu)