Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Selamat Dies ke-2 Fakultas Keperawatan Unhas: Dari Prodi ke Fakultas, Merawat Secara Professional Mendukung Unhas Humaniversity

Pernah mendengar kata Krimea (Crimea)? Ini bukan sejenis es krim atau turunan dari sebuah jenis krim, juga bukan sebuah merek makanan atau merek produk tertentu. Ya, Krimea (Crimea) adalah sebuah lokasi yang terletak di antara area beriklim sedang dan subtropis yang ditandai oleh cuaca yang hangat dan cerah. Selain itu kehadiran dan keragaman iklim mikro jelas di sini. Di bagian tertentu wilayah ini terdapat iklim moderat dengan musim dingin yang pendek dan sejuk tapi disertai musim panas yang cukup kering pada masanya.
 
Semenanjung Krimea tepatnya menjadi saksi bagaimana dahsyatnya sebuah perang yang terjadi antara kekaisaran Rusia melawan sekutu yang terdiri atas Perancis, Britania Raya, Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah. Perang Krimea ini terjadi sekaitar tahun 1853-1856 yang pusatnya di semenanjung itu. Perang Krimea seringkali dianggap sebagai konflik modern pertama yang memengaruhi peperangan masa depan. Meskipun dalam sejarah perang ini terkenal justru karena kesalahan logistik dan taktis pada kedua belah pihak. Namun juga memiliki catatan lainnya terkait pertama kalinya digunakan kereta api dan telegraf untuk mendukung perang, sehingga dianggap sebuah tonggak perang modern.
 
Ada apa tiba-tiba penulis bicara tentang perang? Apatah lagi terkait Perang Krimea?. Penulis tanpa sengaja menemukan secuil cerita menarik terkait Perang Krimea ini jika dihubungkan dengan salah satu aspek kemanusiaan. Bagaimanapun perang tetaplah perang, hal yang tidak mengenakkan bagi siapapun termasuk kedua pihak yang terlibat. Ibarat pelajaran dasar dibangku SD dulu ketika ada masalah kecil diantara kita anak-anak SD dengan “kenakalan’ yang mulai tumbuh hingga kemudian guru kita tercinta mengajarkan dengan caranya bahwa “menang jadi abu, kalah jadi arang”.
 
Perang Krimea ini adalah perang yang secara luas didokumentasikan dalam foto untuk pertama kali. Dari dokumentasi itulah akhirnya terkuak peran seseorang yang amat membantu saat terjadi perang tersebut. Florence Nightingale, yang mempelopori praktik keperawatan modern ketika merawat tentara Inggris yang terluka dalam perang itu menjadi milestone dunia keperawatan. Bukti bahwa di balik kejadian yang tak diinginkan, masih terdapat orang-orang baik yang mau berkorban untuk orang lain. 
 
Mari meninggalkan cerita tentang Perang Krimea itu dengan menggali lebih jauh tentang “keperawatan” khususnya di kampus kita tercinta: Unhas.
 
Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) mulai berdiri di Unhas pada bulan Juli 2000 berdasarkan Surat Keputusan pendirian Program Studi dari Ditjen Dikti Kemendikbud Nomor 236/DIKTI/Kep/1999. Pada awalnya PSIK merupakan prodi binaan Fakultas Kedokteran (FK). Dengan keterbatasan SDM dan fasilitas, PSIK ini merangkak laksana bayi yang betul-betul butuh didampingi dan dirawat secara intens dan konsisten. Tentu banyak cerita dan pengalaman yang tak terlupakan melewati masa-masa awal kehidupan mereka. Kata orang tua kita: “ceritakan yang baik saja, yang tidak baik cukup dijadikan pelajaran untuk tidak diulangi”.
Perjuangan panjang untuk “mengembangkan diri” menemui titik terang di awal tahun 2010-an. Upaya untuk menjadi fakultas tersendiri difasilitasi oleh Pimpinan Unhas saat itu. Namun nasib berkata lain, di saat sudah diajukan ke kementerian waktu itu untuk dimekarkan, Unhas dimandatkan menjadi PTN-BH dengan kewenangan sendiri membentuk unit kerja. Akhirnya mimpi indah harus tertunda sementara. Tapi percayalah: hasil tidak pernah mengkhianati proses. Indah pada waktunya datang juga, menjelang Dies Natalis ke-61 Unhas tahun 2017 kegembiaraan itu rasanya mendekati puncak dengan penetapan PSIK menjadi Fakultas Keperawatan. Menjadi fakultas ke-15 dan berstatus anak bungsu Unhas.  
 
FKep nama singkatnya mengasuh 2 prodi S1 yaitu Ilmu Keperawatan dan Fisioterapi. Tentunya juga membina 2 prodi profesi yaitu profesi Ners dan Profesi Fisioterapi. Selain itu juga mengasuh 1 prodi S2 yaitu Magister Keperawatan. S1 Ilmu Keperawatan dan Profsi Ners merupakan prodi unggul dari BAN PT dengan raihan Akreditasi A. Untuk S1 Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi memang belum meraih Akreditasi A namun menjadi catatan tersendiri karena belum ada prodi Fisioterapi yang memperoleh A. Selain itu Unhas merupakan profesi yang pertama terakreditasi B. Menjadi pioner dan pembuka jalan bagi lain. 
 
Di level internasional, PSIK dan Ners mendapatkan akreditasi internasionalnya lewat ASIIN. Karya luar biasa itu adalah persembahan sivitas akademika FKep, dipimpin Seorang Ibu Dekan, Dr. Ariyanti. Pencapaian itu adalah bukti kekompakan fakultas ‘balita’ ini untuk terus berkontribusi untuk Unhas dan bangsanya. Ibarat bayi, tentu tidak bisa langsung berdiri apalagi berlari. Dirawat dengan kesungguhan hati dan kelapangan jiwa disertai membaktikan hidup untuk kemanusiaan. Menghormati setiap hidup insani, menjunjung tinggi martabat disertai merahasiakan sesuatu yang harus dirahasiakan. Selalu menjaga hubungan baik dengan sejawat dan tenaga kesehatan lain, serta menghormati guru selayaknya. Dengan sungguh-sungguh dan penuh keinsyafan diikrarkan adalah awal sebuah prestasi fakultas ini. 
 
Sebagai fakultas baru tentu saja SDM nya belum setara kakak-kakaknya. Di asuh oleh 48 dosen dengan kualifikasi Doktor sekitar 35%. Melihat etos kerja SDM fakultas ini, rasanya prosentase itu akan melonjak drastis dalam waktu yang tidak lama. Mungkin memang sudah menjadi “fitrah’nya fakultas ini bahwa agak susah mencari dosen yang bukan perempuan. Hanya 29 % dosen laki-laki di tempat ini. Hehehe… saya tidak akan melanjutkan komentar lagi terkait ini…. 
 
Selamat Dies Natalis ke-2 Fakultas Keperawatan Unhas. Usia yang tentunya masih sangat muda untuk sebuah level fakultas. Namun ruang menyemai keilmuan dan rumah pengabdian untuk masyarakat dan bangsa terus harus digelorakan. Cita-cita mulia menjadi pusat rujukan perawat dan fisioterapi professional yang berdaya saing global. Semoga selalu melahirkan insan cendekia berkarakter dengan reputasi internasional. Salah satu garda terdepan Unhas mewujudkan Humaniversity.
 
#Unhas
#Communiversity
#Humaniversity

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content