Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Unhas dan Kalbe Farma Hadirkan Workshop Pembuatan Nori Berprotein Tinggi

Universitas Hasanuddin bekerja sama PT. Kalbe Farma menyelenggarakan Workshop Pembuatan Nori dari Rumput Laut Berprotein Tinggi bagi Mahasiswa dan Dosen. Kegiatan berlangsung mulai pukul 11.00 Wita di GOR JK Arenatorium, Kampus Tamalanrea Unhas, Senin (18/10).

Hadir sebagai narasumber, yakni:

1. Prof. Yoshio Kawamura (Professor at Laboratory of Phycology and Benthology, Graduate School of Agriculture, Saga University)

2. Prof. Kei Kimura (Professor at Laboratory of Phycology and Benthology, Graduate School of Agriculture, Saga University)

3. Kazuhiro Yoshida, Ph.D. (Postdoctoral Fellow)

Kasmiati, Ph.D selaku Ketua Pusat Unggulan Ipteks Pengembangan dan Pemanfaatan Rumput Laut (PUI-P2RL) Unhas menjelaskan bahwa workshop ini hadir atas inisisasi Rektor Unhas bersama PT. Kalbe Farma pada tahun 2020 untuk mendukung peran Unhas dalam pengembangan rumput laut sebagai sumber pangan alternatif.

Diperkirakan, tahun 2050 penduduk dunia akan mencapai 10 milyar. Hal ini bekonsekuensi pada peningkatan kebutuhan pangan global yang akan meningkat sekitar 60% hingga 70% dari kebutuhan saat ini.

“Penyediaan kebetuhan pangan kita dimulai dari darat, namun ini masih kurang tercukupi dalam jangka panjang. Karena ketersediaan bahan dan air tawar semakin terbatas, maka dapat memberi dampak bagi lingkungan,” jelas Kasmiati.

Lebih lanjut, Kasmiati menuturkan para ahli peneliti telah mencari sumber alternatif pangan. Salah satuya adalah pengelolaan rumput laut yang memiliki ragam manfaat untuk menjadi sumber pangan masa depan.

Hal tersebut didukung dengan potensi wilayah Indonesia yang memiliki luas budidaya yang menjanjikan di semua provinsi. Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar setelah Tiongkok.  Volume ekspor rumput laut Indonesia terlihat sangat signifikan dengan memiliki kualitas rumput laut yang tinggi.

“Namun ada berbagai permasalahan yang ditemukan. Pada kondisi pasca panen, harga rumput laut rendah dengan volume eskpor yang tinggi. Nilai ekonomi juga masih rendah, dimana 80% produk ekspor tersebut merupakan bahan mentah. Sementara negara lain memproduksi bahan atau produk setengah jadi, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi,” tambah Kasmiati.

Kasmiati berharap Indonesia bisa mengurangi ekspor material dan meningkatkan volume ekspor poduk siap saji. Hal ini dapat meningkatkan nilai tambah dengan pengelolaan pasca panen. Dengan demikian, rumput laut menjadi produk diversifikasi untuk pemanfaatan kesehatan dan obatan-obatan serta kebutuhan gizi seimbang.

PT. Kalbe Farma melihat peluang dan Unhas sebagai Perguruan Tinggi Negeri dengan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan mitra terbaik untuk berkolaborasi melakukan penelitian pengolaan rumput laut.

Ketua Panitia Workshop, Jamaluddin Fitrah Alam, Ph.D, menjelaskan workshop diikuti sebanyak 30 orang yang terdiri dari 22 orang dosen 8 orang mahasiswa. Pemberian materi disampaikan oleh tiga narasumber yang dihadirkan secara daring dengan menjelaskan delapan tahapan dalam pembuatan nori dari rumput laut.

Kemudian dilanjutkan dengan praktek yang dibimbing oleh pakar pembuat nori asal Jepang, menggunakan alat dan bahan diantaranya anyaman bambu, frame kayu, pisau dan blender untuk memproduksi nori secara tradisional.

Rumput laut yang digunakan adalah jenis Ulva Lactuca dan jenis Gracilaria.

Kegiatan berlangsung lancar hingga pukul 16.00 Wita. (*/dhs).

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia English

Skip to content