Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA, meninjau rencana pembangunan lanjutan Closed House Fakultas Peternakan yang terletak di area Teaching Farm, Kampus Unhas Tamalanrea (Kamis, 23/1). Peninjauan ini didampingi oleh Dekan Fakultas Peternakan, (Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim), Perwakilan anak perusahaan PT. Charoen Pokphand, PT. Bintang Sejahtera Bersama (Dr. Syahril Akil), Ketua Pengelola Closed House (Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M.Sc.), dan Wakil Dekan Fakultas Peternakan.
Closed House merupakan teknologi kandang tertutup yang diaplikasikan dalam peternakan ayam potong. Teknologi ini diakui memiliki beberapa keuntungan, antara lain secara teknis maupun ekonomi. Dari aspek teknis, teknologi cosed house menciptakan suasana lebih nyaman bagi ayam ternak, sehingga dapat tumbuh maksimal. Sementara secara ekonomi, teknologi ini dapat menambah populasi ayam ternak pada ruang yang lebih kecil.
Closed House yang telah ada di Unhas sejak tahun 2017 ini telah melakukan panen ayam broiler sebanyak 14 kali. Jumlah produksi mencapai 20.000 ekor per sekali panen.
Rektor Unhas, Prof. Dwia sendiri telah menyetujui rencana menambah lagi 1 unit Closed House yang memiliki kapasitas yang sama dengan unit yang telah ada. Beliau menegaskan bahwa proses pembangunan unit selanjutnya harus mengedepankan dan memerhatikan aspek-aspek lingkungan.
Perhatian terhadap aspek lingkungan saat membangun sebuah fasilitas di Unhas bukanlah tanpa alasan. Saat ini, Unhas telah mendaftar untuk dinilai oleh GreenMetric. Aspek ini juga menjadi indikator dalam pemeringkatan World Class University (WCU) yang juga menjadi target utama Unhas saat ini.
“Jadi tidak hanya memanfaatkan kecanggihan teknologi saja dalam penerapan Ilmu Peternakan, tapi kita juga harus mengingat faktor lingkungan,” kata Prof. Dwia.
Lebih lanjut lagi, Prof. Dwia berharap Closed House ini bisa memasangkan panel surya di bagian tengah antara Closed House pertama dan kedua. Disamping bisa menghemat energi listrik, pengadaan panel surya juga bisa menjadikan suasana di sekitar fasilitas ini menjadi lebih teduh.
“Kita sudah seharusnya mulai menerapkan sistem listrik berbasis tenaga surya, seperti fasilitas-fasilitas kampus maupun fasilitas publik yang ada di luar negeri. Kita harus terus bergerak maju, mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi-potensi yang ada di sekitar kita,” papar Prof. Dwia.
Selain akan menambah 1 unit Closed House, Fakultas Peternakan telah menyelesaikan pembangunan sebuah ruangan sebagai tempat singgah bagi para pengunjung yang telah dilengkapi dengan lima buah CCTV.
Melalui ruangan ini, pengelola bisa menjelaskan kondisi dan cara kerja di Closed House melalui monitor yang telah tersedia. Ruangan ini juga bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa yang melakukan penelitian, sehingga tidak perlu lagi masuk langsung ke dalam kandang.
“Sudah banyak pihak yang berkunjung ke Closed House Unhas, mulai dari sekolah, dinas-dinas terkait, hingga DPR untuk melihat bagaimana cara kerjanya. Ini bisa jadi percontohan untuk pembangunan unit-unit lainnya, baik di instansi pemerintahan maupun swasta,” kata Dekan Fakultas Peternakan, Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim.
Prof. Lellah juga menjelaskan bagaimana manajemen pengolaan limbah menjadi biogas, dimana biogas ini berkualitas sangat baik. Ini disebabkan oleh pakan yang diberikan kepada ayam-ayam di Closed House tidak dicampurkan dengan sekam.
“Kami selalu berusaha untuk mengembangkan Closed House ini agar bisa memberikan output yang maksimal dan tentunya menjadi fasilitias unggul yang dimiliki oleh Unhas,” tutup Prof. Lellah.(*)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR