Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan Gerakan Unhas Mengaji dan Shalat Berjamaah (GUMSB). Kegiatan ini merupakan agenda terakhir untuk semester awal 2021/2022. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) bertindak sebagai host. Kegiatan yang menjadi agenda rutin Unhas setiap pekan berlangsung mulai pukul 16.00 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Selasa (16/11).
Dekan FKM Unhas Dr. Aminuddin Syam, SKM., M.Kes., M.Med.Ed., dalam sambutannya menyampaikan GUMSB diharapkan mampu memberi semangat dan motivasi untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Selain itu, menurut beliau, GUMSB juga menjadi bagian dalam mengingatkan kepada para peserta termasuk mahasiswa terkait tindakan yang benar dan salah menurut agama.
“Terkait penyampaian materi tentang pola makan dari narasumber, ini sangat penting, utamanya dimasa pandemi. Dimana ruang gerak dibatasi dan tidak akan terlepas dari perubahan pola makan. Olehnya itu, diperlukan pola makan seimbang dan sesuai anjuran Rasulullah SAW,” jelas Aminuddin.
Kegiatan resmi dibuka oleh Ketua LPPM Unhas Prof. Dr. Andi Alimuddin Unde, M.Si. Dalam sambutannya, beliau memberikan penjelasan bahwa GUMSB memiliki posisi dan peranan penting dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Para peneliti sebaiknya menjadikan Al-Quran sebagai dasar utama dalam mengkaji berbagai hal yang tujuannya untuk kemaslahatan masyarakat.
“Semoga GUMSB memberikan dampak positif terhadap diri dan lingkungan, sekaligus sebagai media kita bersama untuk meningkatkan pemahaman dan ilmu agama. Terima kasih pula untuk narasumber yang bersedia untuk berbagi ilmu kepada sivitas akademika Unhas,” jelas Prof Unde.
Pada kesempatan tersebut, hadir sebagai narasumber Ustadz Prof. dr. H. Veni Hadju, Ph.D. Beliau memberikan materi tentang “Meneladani Pola Makan Rasulullah SAW”. Secara umum mengkaji tiga hal utama yakni makanan seimbang, etika makan dalam Islam dan delapan nasehat dokter tentang pola makan yang benar.
Prof. Veni mengatakan Islam tidak mengharamkan makanan yang baik-baik yang telah dihalalkan Allah sebagai rezeki. Syarat makanan seimbang salah satunya tidak berlebih-lebihan serta selalu memperhatikan aspek keseimbangan setiap unsur makanan.
Hal ini sesuai dengan hadis yang menyebutkan bahwa hak-hak manusia yang paling penting adalah hak untuk memperoleh makanan. Perlu diperhatikan porsi yang cukup dan beragam serta aman sesuai kebutuhan fisik dan mental. Hadis lainnya dari Muslim dan Ibnu Majah menjelaskan bahwa orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah.
“Makanan seimbang adalah makanan ideal baik dari aspek kuantitas maupun kualitas. Intinya jangan makan secara berlebihan karena tentunya ada porsi makanan yang baik untuk tubuh sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah,” jelas Prof. Veni.
Terkait etika Islam mengenai makan dan minum, Prof.Veni mengatakan harus memulai dengan membaca basmalah sebagai pengingat akan nikmat Allah yang diberikan, mencuci tangan sebelum dan setelah makan, bersifat sederhana dimana Islam memerintahkan untuk tidak rakus dan berlebih-lebihan. Bersikap sederhana dan seimbang hingga posisi duduk tegak lurus dan tidak bersandar.
Setelah menyampaikan materinya, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Kegiatan diikuti kurang lebih 1.000 peserta berlangsung lancar dan dijadwalkan berakhir pukul 18.00 Wita. (*/mir)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR