Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Unhas Kembali Kukuhkan Dua Professor Baru Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan Rapat Paripurna Senat Akademik terbatas dalam rangka upacara Penerimaan Jabatan Professor bidang keteknikan di lingkup Fakultas Teknik (FT).

Rapat dimulai pukul 09.00 Wita di Ruang Senat Akademik Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Selasa (12/10) dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat, serta disiarkan secara langsung melalui kanal youtube Senat Akademik.

Guru Besar yang dikukuhkan yakni:

1. Prof. Dr. Ir. Hj. Sumarni Hamid, MT., (guru besar ke-427), Bidang Ilmu Rekayasa Lalu Lintas, lahir di Polewali pada 28 Desember 1958.

2. Prof. Dr. Ir. Ilyas Renreng, MT., (guru besar ke-428), Bidang Material Manufaktur, lahir di Makassar 14 September 1957.

Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada dua Guru Besar yang baru dikukuhkan. Hal ini menunjukkan peningkatan kapasistas pengajar yang semakin terlihat dan kuat guna menjamin kualitas pembelajaran.

Lebih lanjut, Prof. Dwia menambahkan Guru Besar merupakan jabatan tertinggi dalam bidang akademik. Unhas cukup terdepan dalam menghasilkan penambahan Guru Besar. Hal ini tentu didukung oleh pengelolaan sumber daya manusia yang baik. Sejak berstatus PTN-BH, Unhas mengangkat Sekretaris Universitas yang bertugas salah satunya pada manajemen pengelolaan SDM.

“Dengan kehadiran Guru Besar, akan memperkuat kehadiran Unhas dalam penyelesaian masalah bangsa. Kami mengharapkan, para Guru Besar Unhas bisa berkontribusi secara aktif dalam berbagai upaya pengembangan pada masa mendatang,” jelas Prof. Dwia.

Prof. Dr. Ir. Hj. Sumarni Hamid, MT

Dalam pidato pengukuhannya tentang “Model Estimasi Emisi Pada Lalu Lintas Heterogen dalam Mewujudkan Udara Bersih”, Prof. Sumarni memaparkan bahwa isu mengenai lingkungan khususnya polusi dan kontaminasi udara telah menjadi isu global. Pemerintah seyogyanya tegas dalam menunjukkan tanggung jawab sebagai penentu kebijakan strategi untuk diimplementasikan bagi penanganan polusi udara.

Upaya pengembangan rencana makro sistem berlalu lintas di jalan untuk mewujudkan udara bersih, Prof. Sumarni mengatakan harus mempertimbangkan seluruh aspek terkait secara terintegrasi. Aspek tersebut diantaranya perilaku pengguna jalan, pilihan teknologi kendaraan, penyediaan infrastruktur hijau, dan penetapan standar indeks udara bersih, baku mutu emisi kendaraan dan BBM hingga syarat green belt.

“Pencapaian kehidupan dan lingkungan sehat sebagai perwujudan udara bersih memerlukan langkah strategis sebagai kerangka perencanaan terpadu. Strategi pencapaian dilakukan dengan mengoperasikan teknologi kendaraan yang efisien, ketersediaan infrastruktur jalan ramah lingkungan, ketersedian angkutan bus, pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan edukasi eco driving,” jelas Prof. Sumarni.

Prof. Dr. Ir. Ilyas Renreng, MT

Melalui pidato pengukuhannya terkait “Rekayasa Material Komposit Serat Alam untuk Pengembangan Industri Manufaktur”, beliau menjelaskan material komposit merupakan gabungan dua material atau lebih dalam skala makro membentuk material yang lebih baik.

Faktor pendorong utama dalam penggunaan bahan komposit adalah densitasnya yang rendah, sifat mekanik spesifik yang tinggi, kinerja sebanding dengan logam, tahan terhadap korosi dan mudah untuk difabrikasi.

Trend kebutuhan atau pemakaian material komposit terus meningkat karena industri manufaktur yang sensitif dengan material ringan ramah lingkungan. Hal ini kemudian membuat para peneliti terus berinovasi dan merekayasa perlakuan serat untuk mendapatkan bahan penguat (reinforcement) yang baik dengan tujuan mendapatkan material komposit serat alam yang baik.

“Pohon Akaa berserat alam adalah jenis palem yang memiliki kandungan serat yang cukup banyak di pelepah dan daunnya. Tapi, belum dimanfaatkan sebagai penguat material komposit, termasuk species corypha yang tumbuh liar. Berdasarkan hasil uji hidrolisis kandungan lignosellulosa serat Akaa adalah selulosa 33,28%, hemisellulosa 24,12% dan lignin 25,4%. Serat ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi penguat material komposit untuk keperluan berbagai industri manufaktur,” jelas Prof. Ilyas Renreng.

Diakhir pidatonya, Prof. Ilyas menyampaikan rekomendasinya bahwa dengan melihat aplikasi material komposit semakin luas penggunaannya di industri manufaktur, diperkirakan akan tumbuh secara signifikan dalam 20 tahun kedepan.

Hal ini dapat menjadi pilihan penting sebagai material komposit masa depan. Dengan harapan, dapat menggeser material komposit berserat sintetis seperti carbon, kaca dan sebagainya.

Rapat Paripurna dalam rangka Pengukuhan Guru Besar FT Unhas berlangsung lancar dan hikmat hingga pukul 10.30 Wita. (*/mir)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content