Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Unhas Kerja Sama BRIN Gelar Workshop Difusi Budidaya Ikan Nila

Universitas Hasanuddin kerja sama Badan Riset dan Inovasi Nasional melalui Tim Matching Fund Kedaireka menyelenggarakan workshop “Difusi Teknologi Budidaya Ikan Nila Monoseks dan Transfer Teknologi Pembuatan Pakan Bersuplemen di Sulawesi Selatan untuk meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing”. Kegiatan berlangsung pada Kamis (29/09) pukul 08.30 Wita di Hotel Dalton, Makassar dan terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting.

Workshop tersebut menghadirkan dua pakar budidaya perairan dari IPB University, yaitu Prof. Dr. Alimuddin, S.Pi, M.Sc yang merupakan pakar Bioteknologi Akuakultur dan Dr. Julie Ekasari, S.Pi, M.Si pakar Bioflok dan Pakan Mandiri.

Direktur Inovasi dan Kekayaan Intelektual Universitas Hasanuddin, Asmi Citra Malina, S.Pi, M.Agr, Ph.D dalam sambutanya mengatakan dengan adanya kegiatan Kedaireka Difusi Teknologi Produksi Monoseks Ikan Nila dan Pembuatan Pakan Bersuplemen dapat meningkatkan produktivitas mitra, membuka wawasan wirausaha bagi mahasiswa magang MBKM, dan mewujudkan target IKU program studi.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Alimuddin menjelaskan bahwa diantara 6 metode produksi ikan nila monoseks jantan, aplikasi hormon melalui perendaman adalah metode yang paling ampuh untuk memproduksi ikan nila monoseks jantan fungsional (>90% jantan).

Jantan fungsional merupakan ikan nila jantan yang secara genetik berkelamin betina, yang dapat diidentifikasi menggunakan uji progeni. Selain aplikasi hormon, metode lain yang ramah lingkungan dengan hasil yang optimal adalah dengan menggunakan madu hutan dan bahan herbal lainnya yang mengandung fitoandrogen.

Meskipun di Indonesia penggunakan 17α-metiltestosteron (MT) belum mendapat izin pemerintah, akan tetapi di Thailand metode tersebut telah mendapat legalitas dari pemerintah setempat karena berdasarkan hasil penelitian kadar residu MT di dalam tubuh ikan setelah 30 hari aplikasi hormon telah hilang, sehingga aman untuk dikonsumsi.

Indonesia merupakan eksportir ikan nila peringkat kedua setelah China. Produksi ikan melalui kegiatan akuakultur terus meningkat dan merepresentasikan hampir 50% total produksi perikanan global, dengan peningkatan produksi mencapai lebih dari 500% sejak tahun 1990an. Ikan nila merupakan spesies ikan konsumsi budidaya dengan produksi tertinggi dan merupakan salah satu penyumbang terbesar devisa Indonesia. Namun demikian produksi ikan nila di Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Kegiatan ini secara umum dikoordinasikan oleh Dr. Irmawati, S.Pi, M.Si dan beranggotakan dosen dan peneliti lainnya dari FIKP Unhas (Dr, Ir. Aslamyah, MP), Fakultas Kehutanan (Dr. Siti Halimah Larekeng, SP, MP; Iswanto, S.Hut, M.Si), Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam Universitas Airlangga (Darmawan Setia Budi, SPi, M.Si; Mohammad Faizal Ulkhaq, S.Pi, M.Si), dan BRIN (Dr. Ince Ayu Khairana Kadriah, S.Pi, M.Agr.; Kamaruddin, S.Pi, M.Si.) serta bermitra dengan POLOBETE Fishfarm yang berlokasi di Kariango Kabupaten Pinrang. (*/mir)

Editor : Supratman

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content