Universitas Hasanuddin kembali mempertegas visinya sebagai World Class University melalui pembentukan tiga konsorsium riset internasional bersama tiga institusi ternama di Amerika Serikat, yakni University of Hawaii at Manoa, University of California Berkeley, dan Stanford University.
Inisiatif strategis ini dipimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis, Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, ST., M.Phil., didampingi oleh Direktur Kemitraan, Dr. Ansariadi, serta Prof. Anwar Daud. Kunjungan berlangsung selama sepekan, mencakup rangkaian workshop dan diskusi sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani sebelumnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof Adi menjelaskan pembentukan tiga konsorsium baru tersebut, menambah jumlah konsorsium riset internasional Unhas menjadi 22, meningkat signifikan dari hanya tiga konsorsium pada tahun 2022. Langkah ini sejalan dengan strategi institusi untuk menembus 700 besar dunia dalam QS World University Rankings pada tahun mendatang.
“Ini bukan sekadar kerja sama akademik, melainkan kemitraan riset yang terukur dan berdampak. Kami menyusun peta jalan bersama, menyiapkan pendanaan kolaboratif, serta memastikan keberlanjutan program,” jelas Prof. Adi Maulana dalam keterangannya dari California.
Dirinya mengatakan, komitmen ini tidak hanya menunjukkan peningkatan kapasitas akademik dan kolaborasi internasional Unhas, tetapi juga memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan dan keadilan global berbasis riset ilmiah.
Lebih lanjut, Prof Adi juga memberikan gambaran tentang masing-masing konsorsium yang dilakukan dengan tiga universitas ternama di Amerika Serikat, yakni :
1. Sinergi Energi dan Pertanian Tropis di Hawaii
Kolaborasi difokuskan pada riset energi terbarukan, khususnya pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis bahan baku lokal seperti kemiri dan
kerja sama bidang pertanian tropis. Dari sinergi tersebut, dirancang pembentukan konsorsium riset Unhas–Hawaii–UC Davis yang akan didukung oleh pendanaan bersama dari universitas dan mitra industri. Sementara itu, di bidang kesehatan masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas bersama School of Public Health University of Hawaii sepakat membentuk konsorsium riset penyakit menular tropis, dengan fokus awal pada riset demam berdarah.
2. Respons Iklim dan Kesehatan Bersama UC Berkeley
Diarahkan pada isu perubahan iklim dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, terutama di wilayah tropis seperti Indonesia. Peneliti dari kedua universitas menyepakati studi lapangan bersama di Makassar sebagai lokasi utama. Riset ini bersifat multidisipliner, melibatkan pakar epidemiologi, klimatologi, arsitektur kota, serta kebijakan publik untuk memetakan dampak iklim terhadap kesehatan serta mengevaluasi kapasitas adaptif sistem kesehatan lokal.
3. Stanford dan Komitmen Menuju Sustainable Mining
Kolaborasi ini memperkuat kelanjutan Project RISE, yaitu program revitalisasi pemukiman dan peningkatan kesehatan lingkungan yang telah berjalan selama tujuh tahun, di mana Unhas berperan sebagai institusi utama di Indonesia. Stanford juga menyetujui alokasi dana riset sebesar Rp5 miliar untuk tiga tahun ke depan, yang akan difokuskan pada riset kolaboratif termasuk dalam bidang sustainability mining. Sebagai bentuk nyata dari kolaborasi ini, akan diresmikan Unhas–Stanford Centre pada perayaan Dies Natalis Unhas bulan September mendatang. (*/unhastv/mir)
Editor : Ishaq Rahman