Universitas Hasanuddin menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan Unit Pengelola Perikanan (UPP) untuk Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 713, 714, dan 715. Kegiatan yang bertujuan memperkuat pengelolaan perikanan berkelanjutan Indonesia tersebut berlangsung mulai pukul 09.00 Wita, di Gedung Ipteks, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu (16/07).
WPPNRI merupakan wilayah perairan di Indonesia yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan zona ekonomi eksklusif Indonesia yang ditetapkan untuk pengelolaan perikanan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2014 membagi WPPNRI ke dalam 11 wilayah.
Wilayah 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali. Wilayah 714 meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda. Dan wilayah 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau.
Pertemuan ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan, Indonesia Tuna Consortium, GEF 6 CFI Indonesia, dan Universitas Hasanuddin. Kerjasama ini bertujuan mengimplementasikan konsep penangkapan ikan terukur untuk mendukung kelestarian sumber daya laut dan meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Dalam laporannya, Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan, Dr. Syahril Abd. Raup, S.T., M.Si., menyampaikan, kegiatan ini diikuti oleh 136 peserta, terdiri atas perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, akademisi, asosiasi, serta mitra strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
“Sebagai negara kepulauan, pendekatan pengelolaan perikanan berbasis wilayah atau ekosistem merupakan keniscayaan yang tidak bisa diabaikan. Pendekatan ini memungkinkan strategi pengelolaan yang lebih tepat sasaran, sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing,” jelas Syahril.
KKP hadir melalui pembentukan UPP, yang memberikan rekomendasi dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya ikan di setiap wilayah. UPP memiliki peran strategis dalam mendukung kebijakan perikanan tangkap nasional.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan penghargaan atas pemilihan Unhas sebagai tuan rumah. Kontribusi perguruan tinggi diperlukan secara nyata, agar pengelolaan kekayaan laut Indonesia bisa memberikan manfaat lebih besar kepada masyarakat.
“Sebagai tuan rumah, Unhas siap mendukung penuh Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memperkuat Unit Pengelola Perikanan. Kita mulai dari Wilayah Pengelolaan Perikanan 713, dan kami menaruh komitmen besar di dalamnya. Harapan kami bisa menjadi percontohan nasional. Ini juga merupakan bentuk tanggungjawab kami, agar kebermanfaatan Unhas bisa benar benar dirasakan dan berdampak,” jelas Prof JJ.
Lebih lanjut, Prof JJ berharap, Unhas bisa menjadi tempat kolaborasi untuk membangun sektor kelautan dan perikanan yang kuat, serta berkontribusi nyata untuk mendukung program-program strategis KKP.
Kegiatan resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Komjen POL (P) Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum. Dalam sambutannya, Lotharia menyampaikan apresiasi kepada Unhas atas dukungan yang telah diberikan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Dirinya menyampaikan, pertemuan ini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi forum penting untuk menghasilkan rekomendasi konkret untuk aksi nyata di lapangan.
“Kita semua menyadari bahwa tantangan di sektor kelautan dan perikanan terus berkembang. Oleh karena itu, proses adaptasi harus terus dilakukan agar tujuan utama kita, yaitu peningkatan kesejahteraan nelayan, dapat tercapai secara berkelanjutan. Kita perlu bersama-sama menjaga keberlanjutan sektor kelautan dan perikanan agar mampu memberikan manfaat ekonomi sekaligus melindungi ekosistem laut,” jelas Lotharia.
Lotharia menjelaskan, dalam rangka mendukung kebijakan ekonomi biru, KKP telah menetapkan lima program strategis, yaitu:
– perluasan kawasan konservasi perairan,
– penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota,
– pengembangan perikanan budidaya yang berkelanjutan di laut, pesisir, dan darat,
– pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir serta pulau-pulau kecil untuk mencegah kerusakan lingkungan dan pemanfaatan yang tidak terkendali,
– pengendalian sampah plastik di laut guna menjaga kebersihan dan kesehatan ekosistem laut.
“Kami menyadari bahwa penerapan program ini mungkin belum sepenuhnya mendapat dukungan dari semua pihak. Namun, langkah ini perlu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan demi masa depan laut kita,” kata Lotharia.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kampus Unhas ini sekaligus memperlihatkan peran universitas sebagai pusat pengembangan ilmu dan teknologi yang mendukung sektor perikanan nasional. Unhas berkomitmen untuk terus mengawal program-program pengelolaan sumber daya ikan yang berorientasi pada keberlanjutan.
Pertemuan tahunan ini diharapkan menjadi momentum bagi semua pihak untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi, sehingga pengelolaan perikanan di WPPNRI 713, 714, dan 715 dapat berlangsung dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi ekonomi dan ekologi laut Indonesia.
Dijadwalkan, kegiatan berlangsung hingga Jumat (18/07), dengan berbagai agenda kegiatan yang sudah disiapkan. (*/mir)
Editor : Ishaq Rahman