Dalam Rapat Senat Akademik Terbatas untuk Penerimaan sebagai Anggota Baru Dewan Profesor (Selasa, 19 Agustus 2025), tiga guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin menyampaikan pidato pengukuhan, sebagai refleksi keahlian dan keilmuannya.
Berikut ringkasan pidato masing-masing guru besar:
Prof. Dr. Hj. Aini Indrijawati, SE., Ak., M.Si., CA., CWM., Asean CPA.
Guru Besar Bidang Ilmu Akuntansi Sektor Publik ini menyampaikan pidato berjudul “Mewujudkan Good Village Governance: Inovasi Digital dan Imunitas Terhadap Fraud Dana Desa”. Dirinya menjelaskan, pengelolaan dana desa merupakan ujian nyata terhadap integritas dan kompetensi atas tata kelola keuangan yang baik.
Dana desa sebagai salah satu instrumen strategis mengurangi ketimpangan, memperkuat otonomi lokal dan mempercepat pembangunan dari pinggiran, efektivitasnya sangat bergantung pada bagaimana desa mengelola sumber daya yang ada secara transparan, akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik. Kelemahan institusional dan minimnya akuntabilitas lokal menjadi dua faktor utama penyebab kegagalan program pembangunan di tingkat desa.
Prof Aini menjelaskan, peran inovasi digital berbasis teknologi informasi yang diintegrasikan secara konsisten dengan nilai-nilai etika publik, merupakan potensi mewujudkan desa yang mandiri, transparan dan sejahtera. Transformasi digital bukan sekedar tentang perangkat atau aplikasi, tetapi menjadi pendukung transformasi budaya birokrasi dan perilaku kepemimpinan di desa.
“Praktik e-governance penting didukung oleh teknologi yang memadai, proses kelembagaan, serta nilai partisipasi dan etika publik yang transparan, akuntabel secara profesional untuk mencegah fraud dalam format baru. Mewujudkan desa digital berintegrasi, menjadi tantangan teknis dan panggilan moral dan sosial bagi seluruh pemangku kepentingan bangsa, khususnya di desa,” jelas Prof Aini.
Tata kelola pemerintahan berbasis teknologi informasi dan komunikasi berperan sebagai sistem kekebalan digital (imunitas) yang mampu mengintervensi lebih cepat pengelolaan yang tidak efisien dan transparan dalam mendeteksi fraud dibandingkan audit konvensional. Desain sistem pengelolaan dana desa membutuhkan reformasi yang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga preventif dan adaptif berbasis teknologi digital.
Dalam rangka memperkuat tata kelola dana desa berbasis teknologi serta mengurangi potensi fraud, dibutuhkan strategi komprehensif yang mengintegrasikan aspek teknologi, regulasi, sumber daya manusia serta kolaborasi kelembagaan.
Prof. Dr. Ria Mardiana Y., SE., M.Si., CHRP., CHCBP.
Guru Besar Bidang Sistem Informasi Akuntansi ini menyampaikan pidato berjudul “Rekayasa Manajemen Sumber Daya Manusia Menuju Manajemen ‘Human Capital’ Berbasiskan K2T (Kompetensi, Talenta, dan Komitmen)”.
Melalui manajemen Human Capital (HC) berbasiskan kompetensi dan talenta, yang diwujudkan dalam menyusun peta kompetensi dan talenta HC organisasi. Langkah awal adalah dengan membuat kompetensi dan talenta reservoir sebagai dasar dalam mengeksplisitkan kompetensi dan talenta HC organisasi, disesuaikan dengan kebutuhan job analysis organisasi.
“Komitmen pimpinan organisasi menjadi penguat pelaksanaan action plan organisasi. Sehingga manajemen HC dengan pendekatan strategi K2T akan menunjang keputusan strategis organisasi yang lebih proaktif dan terarah pada masa depan. Namun demikian, dalam implementasinya, terdapat banyak tantangan yang dihadapi dalam manajemen HC berbasis kompetensi dan talenta,” jelas Prof Ria.
Komitmen organisasi merupakan proses pertukaran sosial antara SDM dengan organisasi terbentuk manakala SDM organisasi tersebut berkeinginan untuk terikat kepada organisasi oleh karena menginginkannya atau berkomitmen secara afektif, memiliki komitmen yang berkelanjutan. Sehingga, pada akhirnya komitmen organisasi merupakan konsep yang harus didekatkan pada keilmuan yang multidimensional.
Prof. Dr. Hj. Nurdjanah Hamid, SE., M.Agr.
Guru Besar Bidang Manajemen Kinerja ini menyampaikan pidato berjudul “The Impact of Strategic Leadership Toward Sustainability Performance Management”.
Dalam kesempatan ini, Prof Nurdjanah menjelaskan kepemimpinan strategis dan manajemen kinerja merupakan dua pilar utama dalam mendorong keberhasilan organisasi di tengah dinamika lingkungan yang kompleks. Kepemimpinan tidak lagi dipahami hanya sebagai fungsi otoritas, melainkan sebagai kemampuan untuk menggerakkan sistem, menyelaraskan nilai, dan membangun budaya organisasi yang kolaboratif dan adaptif.
Manajemen kinerja telah berevolusi dari alat evaluatif menjadi sistem yang strategis, menyeluruh dan berorientasi keberlanjutan. Sistem ini tidak hanya menilai capaian, tetapi juga mengintegrasikan proses perencanaan, pelaksanaan, pengukuran, dan tindak lanjut sebagai siklus yang saling terhubung dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.
“Pendekatan Balanced, Scorecard, Management by Objectives (MBO) dan kerangka Malcolm Baldrige memberikan kombinasi yang sinergis dalam merancang sistem manajemen kinerja yang responsif terhadap kebutuhan jangka pendek maupun arah strategis jangka panjang. Ketiganya mendorong organisasi untuk terus belajar, berinovasi dan menyesuaikan diri dengan dinamika global melalui pengukuran yang jelas dan terstruktur,” jelas Prof Nurdjanah.
Keseluruhan pendekatan tersebut kata Prof Nurdjanah menegaskan bahwa keberlanjutan hanya dapat dicapai apabila visi organisasi diterjemahkan secara konkret ke dalam sistem manajemen kinerja yang berbasis data, partisipatif dan konsisten. Dalam hal ini, kepemimpinan strategis berperan penting sebagai pengarah, penggerak, sekaligus penjaga integrasi antara tujuan, proses dan hasil organisasi secara berkelanjutan. (*/mir)
Editor : Ishaq Rahman