Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Bahas Strategi Pengembangan Kopi Sulsel, Kemenristekdikti, Unhas, Politani Pangkep, dan Balitbangda Sulsel Gelar FGD

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti ) bekerja sama dengan Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan Universitas Hasanuddin, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene (Politani Pangkep), dan Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tema besar "Strategi Implementasi Program Pengembangan Kopi Sebagai Produk Unggulan Daerah Sulawesi Selatan Yang Berdaya Saing". Kegiatan ini berlangsung pada pukul 08.00 Wita di Science Building FMIPA Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Sabtu (12/10).
 
FGD dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan terkait potensi komoditas yang ada di Sulawesi Selatan. 
 
"Sulawesi Selatan ini kaya akan potensi, salah satunya komoditas Kopi yang bisa menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat. Kegiatan seperti ini tentu akan menjadi wadah mengumpulkan ide, gagasan, maupun saran yang bisa kita gunakan untuk mengembalikan kejayaan kopi Sulawesi Selatan seperti dulu," jelas Prof Nasrum. 
 
Dr. Reta, S. TP., M. Si., salah satu koordinator kegiatan menjelaskan bahwa FGD yang dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk menyatukan visi stakeholder kopi, dengan harapan bahwa semua stakeholder yang ada bisa berkolaborasi mengembalikan kopi dengan cita rasa yang bagus. 
 
"FGD ini bentuk kolaborasi Ristekdikti, Perguruan Tinggi, Pemerintah, Perusahaan maupun Industri. Kita melakukan kegiatan ini karena kita melihat bahwa perlu ada langkah strategis yang dilakukan oleh seluruh elemen untuk meningkatkan komoditas kopi Sulawesi Selatan. Seperti yang kita ketahui, Indonesia saat ini berada pada urutan ke-3 penghasilan kopi, yang sebagian besar berasal dari dua daerah di Sulawesi Selatan yakni Toraja dan Enrekang. Kita ingin bagaimana kopi Sulsel ini menjadi kopi terbaik di dunia," jelas Reta. 
 
Dalam kegiatan FGD, setidaknya ada tujuh pokok pembahasan yang menjadi bahan diskusi peserta salah satunya adalah Potensi Produk Indikasi Geografis Kopi di Sulsel, Penguatan Pengembangan Industri Kopi Sulsel, Manajemen Budidaya dan Pasca Panen Kopi Berlabel indikasi Geografis, dsb., serta menghadirkan beberapa pemateri yang memang ahli di bidangnya masing-masing. 
 
Kegiatan yang menghadirkan kurang lebih 50 peserta dari unsur Pemerintah Provinsi/Daerah, Perguruan Tinggi, maupun industri berlangsung hingga pukul 17.00 Wita.(*)
 
Editor : Ishaq Rahman

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content