Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Beri Kuliah Umum di Unhas, Prof. Rokhmin Dahuri Bahas Pemetaan Kebutuhan IPTEK dan SDM untuk Pembangunan Blue Economy

Universitas Hasanuddin melalui Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) menggelar Kuliah Umum dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S., selaku Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020-2024.

Kegiatan dengan topik “Pemetaan Kebutuhan IPTEK dan SDM untuk Pembangunan Blue Economy di Era Disrupsi dan Perubahan Iklim Global” ini berlangsung di di Aula Gedung Dekanat FIKP Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, serta terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, pada Kamis (9/2)

Kegiatan secara resmi dibuka oleh Dekan FIKP, Safruddin, S.Pi., MP., Ph.D. Dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada narasumber yang hadir untuk berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam bidang keilmuannya kepada sivitas akademika Unhas. Demikian diharapkan dapat menjadi sumbangsih terhadap pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan untuk menghasilkan ide dan inovasi terbaru dalam sektor kelautan dan perikanan.

lebih lanjut dijelaskan bahwa pelaksanan kuliah umum ini merupakan serangkaian kegiatan menuju Dies Natalis FIKP Unhas. Dalam perjalanan pengembangan FIKP Unhas telah banyak menunjukkan capaian dalam memberikan sumbangsih yang signifikan untuk mengantarkan Unhas menjadi World Class University.

“Dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) FIKP Unhas telah mampu melampui target capaian. Salah satunya melalui jumlah lulusan yang dihasilkan telah mengambil peran strategis dalam sektor kelautan dan perikanan. Hal ini menjadi komitmen kuat dalam menjalankan visi misi Unhas dalam menyiapkan sumber daya manusia sebagai kapasitas pembelajar yang inovatif dan proaktif dengan berbasis benua maritim Indonesia,” jelas Safruddin.

Setelah pembukaan secara resmi, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber. Prof. Rokhmin menjelaskan beberapa poin pembahasan, diantaranya tentang potensi blue economy yang sangat besar dalam mengatasi permasalahan bangasa dan mewujudkan Indonesia emas 2045, serta isu dan tantangan pembangunan blue economy Indonesia.

Indonesia menempati posisi keempat di dunia dengan jumlah penduduk 278 juta orang dengan jumlah kelas menengah yang terus bertambah merupakan potensi daya saing dan pasar domestik yang luar biasa besar melalui kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) baik di darat maupun di laut.

lebih lanjut, dijelaskan bahwa terdapat sebelas sektor Ekonomi Kelautan yang potensi nilai ekonominya mencapai US$ 1,4 triliyun/tahun dengan nilai yang dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan persentasi >7% / tahun dan berkualitas dapat menyerap jumlah tenaga kerja, mengurangi ketimpangan ekonomi, serta memperkuat kedaulatan pangan, energi, farmasi, dan mineral.

Pembangunan Blue Economy mencakup pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi dan ekosistem laut tanpa merusak lingkungan dengan dilakukan pengolahan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia.

“Kita harus mengenali potensi pembangunan bangsa Indonesia, sebagai negara maritim dengan kekayaan sumber daya alam, Kita dituntut mampu mengolah sumber daya laut sebagai tujuan ekonomi berkelanjutan . Hal ini dapat diberdayagunakan dengan berbasis inovasi IPTEKS dan manajemen professional, sehingga sektor ekonomi kelautan diyakini akan mampu berkontribusi secara signifikan dalam mengatasi segenap permasalahan bangsa, dan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan Indonesia emas 2045,” jelas Prof. Rokhmin.

Setelah pemaparan pemateri, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang diikuti oleh kurang lebih 200 peserta yang hadir. (*/dhs)

Editor : Ahmad

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content