Universitas Hasanuddin melalui Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian menggelar konferensi internasional pertama terkait keamanan pangan. Kegiatan berlangsung di Hotel The Rinra, Senin (21/10), yang dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor bidang Perencanaan, Sumber Daya, dan Keuangan, Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja, MP. Turut hadir Dekan Fakultas Pertanian (Prof. Dr. Agr. Sc. Ir. Baharuddin), Ketua PMC Unhas (Muhammad Arsyad, M.Si, Ph.D) Rektor Universitas Haluoleo, Universitas Tadulako, Universitas Sulawesi Barat, Universitas Mataram, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Timor, dan Direktur Politbangtan Gowa.
Kegiatan ini menghadirkan beberapa pembicara, antara lain Dr. Peter Mahon (Australia), Prof. Dr. Ir. M. Saleh Ali, M.Sc (Unhas), Prof. Yoshio Kawamura (Jepang), Dr. Arif Satria, SP, M.Si (IPB), dan Prof. Dr. Mohd. Nizam A.B. Rahman (Malaysia).
Dekan Fakultas Pertanian dalam sambutan selamat datangnya menyatakan bahwa konferensi ini merupakan konferensi pertama yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian. Alasan mengangkat ekologi politik keamanan pangan menjadi tema konferensi ini adalah peran penting sektor pertanian dalam keberlangsungan kehidupan dan pencapaian tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
“Sektor pertanian merupakan tulang punggung yang menjadi komponen mendasar dalam keberlangsungan kehidupan. Karena menjadi tulang punggung, maka tentu memerlukan suatu jaminan atas keamanan pangan yang menjadi kebutuhan primer manusia. Melalui konferensi ini kita bisa berdiskusi aspek-aspek apasaja yang menjadi penting untuk dibahas, utamanya terkait dengan implementasi dan pencapaian tujuan di SDGs,” Kata Prof. Burhanuddin.
Sebelum membuka kegiatan secara resmi, Prof. Sumbangan Baja menjelaskan bahwa setidaknya ada beberapa tantangan yang dihadapi terkait keamanan pangan dan beberapa paper telah membahas tantangan-tantangan tersebut.
“Saya telah membaca beberapa paper yang masuk di konferensi ini dan saya rasa hari ini dapat menjadi wadah bertukar pikiran terkait ekologi politik dari keamanan pangan. Topik yang diangkat juga menyinggung beberapa tujuan yang terdapat pada SDGs, seperti No Poverty, Good Health and Well Being, Quality Education, Gender Equality, Climate Exchange, dan Life on Land,” Prof. Sumbangan menjelaskan.
Tantangan-tantangan tersebut berkaitan dengan SDGs, misalnya Life on Land (Ekosistem Daratan) dimana seharusnya aktivitas yang berlangsung seharusnya berkaitan dengan pertanian. Namun belakangan ini, banyak sekali aktivitas selain pertanian, seperti pembangunan infrastruktur, perumahan, atau yang berkaitan dengan industri, sehingga porsi antara aktivitas pertanian dan non-pertanian menjadi tidak seimbang.

Prof Sumbangan menjelaskan, tantangan ini bisa dicarikan solusi melalui ICEF hari ini. Selain itu, beliau juga menjelaskan tantangan lainnya di bidang transportasi.
“Indonesia ini terdiri atas pulau-pulau besar dan pulau kecil dan sebagian besar kebutuhan pangan diproduksi di pulau besar, kita menjadi terkendala pada transportasi untuk mendistribusikan pangan ke pulau-pulau kecil tersebut. Tantangan ini tentu membutuhkan sebuah solusi, minimal sebuah keamanan pangan yang harus terjamin di antardaerah. Hal ini bisa menjadi salah satu topik diskusi kita pada konferensi hari ini,” lanjut Prof. Sumbangan.
Lebih lanjut lagi, Prof. Sumbangan juga menjelaskan bahwa Unhas termasuk salah satu universitas yang unggul dalam bidang penelitian dan inovasi. Hal ini ditandai dengan penganugerahan penghargaan Widyapadhi dari Kemenristekdikti terkait manajemen inovasi. Di bidang penelitian sendiri, Unhas berada di peringkat kelima di seluruh Indonesia.
“Saya dengan bangga menyatakan bahwa Unhas sangat unggul di bidang penelitian. Kami telah mengucurkan dana hampir Rp20M untuk penelitian-penelitian dosen. Selain penelitian, kami juga mendorong fakultas untuk menyelenggarakan konferensi internasional. Tahun ini, sudah 21 konferensi internasional yang telah diselenggarakan dan didanai oleh Unhas. Kami selalu support dan memberikan reward kepada dosen yang ingin mengikuti konferensi internasional seperti ini baik sebagai peserta maupun pembicara. Ini menjadi salah satu strategi inovasi kita dalam hal manajemen yang didukung penuh oleh rektor dan pimpinan Unhas untuk meningkatkan jumlah dosen yang terlibat dalam penelitian-penelitian unggulan,” jelas Prof. Sumbangan.
Sebagai penutup, Prof. Sumbangan berharap konferensi ini dapat menjadi ajang kolaborasi dan meningkatkan koneksi antara universitas yang mengikuti konferensi ini. Ia juga mengatakan bahwa melalui kegiatan ini, artikel/jurnal yang diterbitkan oleh Unhas yang terindeks Scopus meningkat jumlahnya.
“Unhas telah menerbitkan ribuan artikel yang terindeks Scopus. Sekarang kita berada di peringkat ke-8 jumlah artikel terbanyak di Indonesia. Mudah-mudahan melalui konferensi ini, jumlahnya bisa meningkat lagi,” tutup Prof. Sumbangan.
Pembukaan dilanjutkan dengan penandatangan Nota Kesepahaman antara tujuh Universitas yang turut menyelenggarakan 1st ICEF 2019 ini dan pemaparan materi oleh Invited Speakers.(*)
Editor : Ishaq Rahman