Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk “The 4th Internasional Conference on Environmental Health Risks And Public Health”. Kegiatan dengan tema “Environmental Health Challenge in Pandemic on Global Maritime” berlangsung mulai puku 09.00 Wita secara daring melalui aplikasi zoom meeting, Senin (29/08).
Hadir sebagai narasumber diantaranya Prof. Anwar, SKM., MSC., Ph.D (Universitas Hasanuddin, Indonesia), Prof. Ayasuki Sakakibara, Ph.D (Universitas Ehime, Jepang), Prof. Kraichat T., BS., M.Sc., Ph.D (Universitas Mahidol, Thailand), Dr. Lem Turczynowicz (Adelaide, Australia) dan Prof. Budi H, SKM., M.ScPH., Ph.D (Universitas Indonesia, Indonesia).
Mengawali kegiatan, Dekan FKM Unhas Prof. Sukri Paluturi, SKM., M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan ungkapan terima kasih kepada para narasumber yang telah bergabung dalam kegiatan tersebut. Dirinya mengatakan, tema kegiatan sangat menarik sejalan dengan Covid-19 yang berkepanjangan masih melanda negara-negara di dunia.
Lebih lanjut, Prof. Sukri mengatakan pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPS/SDGs) 2030. Rencana tersebut juga mencakup langkah-langkah untuk memenuhi tujuan SDGs pasca Covid-19, serta rencana implementasinya dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.
“Meskipun masalah kesehatan di sektor lingkungan masih perlu ditangani, pandemi Covid-19 telah menghalangi berbagai inisiatif dan mengalihkan fokus dari perencanaan jangka panjang ke tuntutan akut seperti bantuan kesehatan dan sosial,” jelas Prof. Sukri.
Kegiatan resmi dibuka oleh Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. Dalam sambutannya, Prof. JJ memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan konferensi internasional yang dilakukan oleh FKM Unhas dengan tema yang sangat menarik. Ia menyakini, melalui konferensi ini akan muncul ide serta gagasan yang bisa dijadikan sebagai rujukan para stakeholder berkaitan dengan permasalahan Kesehatan lingkungan.
Prof JJ mengatakan industri kelautan bertanggung jawab atas lebih dari 90% transportasi komersial global. Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai tantangan kesehatan lingkungan yang ada dalam industri maritim global, perlu dikaji dari berbagai perspektif, seperti disparitas sosial ekonomi, disparitas regional, atau perbedaan topografi antar geografi seperti kepulauan, serta keragaman budaya.
Setelah pembukaan secara resmi, kemudian dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi para narasumber. Dijadwalkan konferensi akan berlangsung hingga esok hari, Selasa (30/08). (*/mir)
Editor : Supratman