Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirbelmawa) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Dr. Berry Juliandi, S.Si, M.Si, hadir mewakili Menteri Dikti Saintek pada pembukaan KKN Kebangsaan XIII tahun 2025. Kegiatan yang berlangsung di Hutan Pendidikan Bengo-bengo, Kabupaten Maros ini dihadiri oleh 177 mahasiswa dari 99 perguruan tinggi se-Indonesia, pada Rabu, 2 Juli 2025.
Dr. Berry menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada panitia penyelenggara serta Pemerintah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep atas dukungan dan kolaborasi yang luar biasa dalam menyukseskan pelaksanaan KKN Kebangsaan tahun ini.
“Seluruh upaya dan komitmen dengan semangat kolaboratif telah menghadirkan KKN Kebangsaan yang bermanfaat dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa mahasiswa akan menjalankan aksi nyata sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing yang telah dipelajari di kampus, dan kini akan diterapkan langsung di lapangan sebagai bentuk kontribusi bagi masyarakat.
“Biasanya, mahasiswa akan melakukan aksi nyata sesuai bidang ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah, dan kini diterapkan di lapangan. Kita melihat proses ini sebagai bentuk kontribusi konkret mahasiswa,” lanjutnya.
Lebih dari sekadar penerapan ilmu, Dr. Berry menekankan bahwa KKN Kebangsaan juga merupakan wahana untuk menumbuhkan semangat kebangsaan dan penghargaan terhadap keberagaman.
“Dengan bertemu mahasiswa dari berbagai daerah, kalian akan melihat dan merasakan betapa beragamnya Indonesia, khususnya kekayaan budaya di Sulawesi Selatan. Ini adalah pembelajaran yang tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga melalui interaksi langsung dengan masyarakat,” paparnya.
Adapun tema KKN Kebangsaan XIII tahun ini adalah: “Wisata Budaya Warisan Dunia Sebagai Aksi Kebangsaan: Kampus Berdampak dan Mengabdi untuk Negeri.”
Para mahasiswa diharapkan mampu menghadirkan inovasi yang menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat secara nyata di lokasi KKN.
Dr. Berry juga menyoroti keistimewaan lokasi KKN yang berada di kawasan Geopark Maros-Pangkep, yang telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Wilayah ini juga dikenal sebagai salah satu pusat penelitian sains global karena kekayaan geologis dan keanekaragaman hayatinya.
“Pulau Sulawesi, termasuk kawasan Maros dan Pangkep, merupakan laboratorium alam yang sangat kaya dan menjadi perhatian ilmuwan dunia. Kalian beruntung bisa belajar dan berkontribusi langsung di kawasan yang luar biasa ini,” tutupnya.
KKN Kebangsaan XIII di Sulawesi Selatan akan berlangsung selama satu bulan, dengan fokus pada penerapan ilmu, penguatan karakter kebangsaan, dan pemberdayaan masyarakat.
(*/dhs)
Editor : Ishaq Rahman