Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Kuliah Tamu Farmasi Unhas: Life as an Arbovirus, Getting Through the Mosquito

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Kuliah Tamu bertema “Life as an Arbovirus: Getting Through the Mosquito”. Kegiatan berlangsung mulai pukul 14.00 Wita terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Selasa (5/10).

Dr. Cassandra Koh dari Pasteur Institute, Paris, France hadir sebagai narasumber. Ia adalah Peneliti Pascadoktoral bidang Virologi di Dr. Carla Saleh’s Viruses and RNA Interference Unit Institut Pasteur, Paris, France.

Pada kesempatan tersebut, Dr. Cassandra Koh menjelaskan bagaimana penyakit arbovirus ditularkan, penyebab munculnya penyakit arbovirus, metode biologis yang dikembangkan untuk memblokir penularan, potensi arbovirus mengembangkan resistensi terhadap metode intervensi dan deteksi virus yang baik pada nyamuk.

Arbovirus (virus Arbo) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada sekelompok virus dari berbagai family, yang ditularkan oleh vektor arthropoda, seperti nyamuk, kutu menuju ke inang vertebrata seperti manusia, monyet, kuda, dan burung. Kata virus Arbo merupakan singkatan kata dari arthropod-borne virus (ARthropod BOrne virus: Arbovirus) yang dapat bertahan di alam.

Dalam proses penyebaran penyakit, serangga sebagai penular penyakit atau vektor ini ada yang menjadi vektor mekanik, yakni dimana agen penyebab penyakit seperti bakteri, jamur atau parasit dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Dalam proses perjalanannya melalui nyamuk, arbovirus harus mengatasi hambatan penularan dengan menentukan kompetensi vector arbovirus, yakni mengetahui seberapa baik nyamuk menularkan virus dari satu inang vertebrata ke inang lainnya. Respon imun antivirus utama pada urutan spesifik serangga memungkinkan virus untuk membuat infeksi persisten, infeksi yang berlangsung sepanjang umur inang.

“Pada penelitian pendekatan pengendalian arbovirus, dengan menggunakan nyamuk Aedes Aegypti yang secara stabil ditransinfeksi dengan bakteri Wolbachia. Dalam penelitian tersebut, menjelaskan kemampuan nyamuk akan berkurang secara signifikan untuk menularkan demam berdarah, Zika, dan chikungunya dalam percobaan laboratorium,” kata Cassandra

Lebih lanjut, Dr. Cassandra menjelaskan nyamuk adalah vektor yang baik dengan perilaku menghisap darah dan penyebaran geografisnya yang luas. Dalam hal tersebut, Arbovirus harus bertahan hidup dengan sistem kekebalan yang sangat berbeda karena dengan lebih banyak manusia, maka penularan virus nyamuk juga akan semakin banyak, sehingga arbovirus harus bersaing dengan komponen lain dari mikrobiota nyamuk.

Memahami ekologi penyakit dapat membantu menemukan cara untuk memblokir penularan penyakit arboviral dan pengendalian vektor adalah cara yang paling hemat biaya untuk mengendalikan penyakit menular nyamuk.

Setelah pemaparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi. Kuliah umum yang diikuti kurang lebih 200 peserta dan berlangsung lancar hingga pukul 15.30 Wita. (*/dhs).

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia English

Skip to content