Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin menyelenggarakan seminar nasional riset dan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian SDGs”. Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 Wita di Aula LPPM, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Senin (30/10).
Hadir sebagai pembicara utama Prof. Dr. Ir. R. Nunung Nuryartono, M.Si (Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan). Adapun narasumber lainnya adalah Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu,MA., (Universitas Hasanuddin), Prof. Drs. Agus Harjoko, M.Sc., Ph.D ( Universitas Gadjah Mada), Dr. Mukhlis Paeni (Ketua Dewan Pakar MOW Indonesia), dan Prof. Dr. Irawan Yusuf, Ph.D (Universitas Hasanuddin).
Mengawali kegiatan, Ketua Panitia Dr. Ida Liana Tanjung, S.Pd., M.Hum., menyampaikan ungkapan terima kasih atas kehadiran para narasumber. Dirinya mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian lanjutan dari Konferensi Internasional The 2nd ICESD yang merupakan konferensi internasional berkaitan erat dengan upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Kegiatan resmi dibuka oleh Ketua LPPM Unhas, Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D., Sp.MK., Dalam sambutannya, Prof Nasrum menyampaikan kegiatan ini merupakan yang pertama kali dilakukan. Dirinya menjelaskan, secara umum kegiatan ini bertujuan agar dana penelitian yang dikompetisikan bisa dibahas dan disosialisasikan bersama.
Lebih lanjut, Prof Nasrum juga memberikan gambaran tentang LPPM Unhas. Saat ini, LPPM Unhas memiliki 25 pusat studi dengan dua divisi yakni internasional dan kebijakan. Terdapat lebih dari 400 proposal riset yang mendapatkan pendanaan dengan target output adalah publikasi dan hilirisasi.
“Kita harapkan riset dan pengabdian bisa terkolaborasi dengan baik. Pusat studi LPPM Unhas telah disiapkan ruangan nyaman untuk bekerja dan kita harapkan bersama agar target riset dan pengabdian khususnya internasionalisasi network dan sustainable bisa tercapai,” jelas Prof. Nasrum.
Setelah pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan paparan materi dari narasumber utama yakni Prof. Nunung Nuryartono tentang “Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian SDGs”. Dirinya mengatakan, ada 8 poin agenda transformasi menuju Indonesia emas 2024 seperti transformasi sosial, transformasi ekonomi, transformasi tata kelola dan sebagainya.
Pada visi Indonesia 2045, ada lima arahan presiden yang harus dikuatkan diantaranya pengembangan SDM, Pembangunan Infrastruktur, penyederhanaan regulasi hingga birokrasi. Prof Nunung menuturkan bahwa Pembangunan manusia diarahkan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang bekerja keras, dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerja sama industry dan talenta global.
Ditengah ketidakpastian global saat ini, ekonomi Indonesia tetap tumbuh sebesar 5.17% pada triwulan II Tahun 2023. Kondisi inflasi Indonesia semakin terkendali sebesar 3.08% pada Juli 2023.
“Penghapusan kemiskinan ekstrem merupakan tujuan pertama dari SDGs yang harus dicapai pada tahun 2030 mendatang. Kemiskinan ekstrem diukur menggunakan absolute poverty measure bank dunia yang konsisten antar negara dan antar waktu. Kami saat ini sedang mempersiapkan grand desain melalui siklus pembangunan manusia dengan harapan bahwa pembangunan bukan hanya untuk satu golongan, tapi pembangunan inklusif untuk seluruh lapisan masyarakat,” jelas Prof Nunung.
Setelah paparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung lancar hingga pukul 15.00 Wita. (*/mir)
Editor : Ahmad


