Menteri Riset dan Teknologi Indonesia/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia, Prof. Bambang Permadi Soemantri, S.E., M.U.P., Ph.D., meresmikan secara langsung Science Techno Park (STP) Universitas Hasanuddin. Acara peresmian berlangsung pukul 13.30 Wita secara luring terbatas di Gedung Microfinance, Kampus Tamalanrea, Makassar, Jumat (09/04).
Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., menjelaskan Unhas sebagai PTNBH memiliki tanggung jawab moral untuk mengambil peran mendorong penciptaan, pengembangan dan penyebarluasan inovasi. STP menjadi salah satu wadah mewujudkan misi Unhas dalam menghasilkan insan cendekia berkarakter dan pengembangan IPTEKS. Kehadiran STP Unhas akan berperan langsung mengalirkan produk teknologi dan inovasi.
Lebih lanjut, Prof Dwia menambahkan pengembangan STP Unhas menganut konsep terintegrasi dan terkoneksi. Hal ini kata Prof Dwia diselaraskan dengan kondisi nyata pusat unggulan Unhas selama ini yang telah dikembangkan.
“Saat ini kita berada di kawasan STP Unhas yang telah dilengkapi dengan sarana Gedung Microfinance yang berfungsi sebagai kantor manajemen, exhibition center, kantor inkubator bisnis, ruang tenant, kantor Technology Transfer Office (TTO) dan disamping gedung ini ada teaching industry yang akan menjadi pusat pengembangan inovasi, yang didalamnya telah dilengkapi fasilitas mini production. Arena ini kami sebut sebagai zona integritas dan beberapa kawasan lainnya seperti MBC,” jelas Prof Dwia.
Pemilihan bidang fokus STP Unhas mempertimbangkan beberapa aspek khususnya mengenai sumber teknologi, sumber daya manusia, potensi sumber daya lokal, trend riset, potensi bisnis masa depan serta kontribusi untuk daya saing bangsa dan kesejahteraan masyarakat. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut, maka bidang fokus yang akan dikembangkan oleh Unhas yakni bidang pangan dan pertanian.
Dibidang kemaritiman, Unhas berfokus mengembangkan aneka teknologi terbasis rumput laut yang menjadi produk unggulan Sulawesi Selatan. Sementara itu, dibidang kesehatan dan obat obatan, Unhas mengembangkan berbagai produk berbasis sumber daya lokal yang mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
“Unhas sudah memiliki modal yang memadai, lebih dari 1000 doktor dari berbagai disiplin ilmu ada di Unhas. Demikian pula aneke riset terapan dan inovasi juga telah dihasilkan. Olehnya itu, modal dasar ini tidak akan bermanfaat secara optimal jika tidak dibangun atas kolaborasi yang kuat dengan berbagai mitra,” sambung Prof Dwia.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., memberikan apresiasi atas hadirnya STP Unhas yang diharapkan menjadi jembatan penghubung berbagai hasil riset dan inovasi. Menurutnya, sinergi penta helix dapat membangun kedaulatan dan kesejahteraan masyarakat. Tidak hanya itu, hadirnya STP Unhas dapat mendorong program merdeka belajar berlangsung secara optimal.
“STP buka wujud fisik bangunannya yang penting. Akan tetapi, semangat kolaborasi sekaligus menjadi satu jalan bagi Unhas untuk menghubungkan dengan dunia indistri. Agar pendidikan tinggi bukan hanya jadi menara gading tapi menjadi mata air bagi masyarakat,” ungkap Prof Nizam.
Mewakili Pemerintah Sulsel, Sekretaris Daerah Dr. Abdul Hayat, M.Si., menyambut baik hadirnya STP Unhas. Menurutnya, untuk peningkatan kesejahteraan sosial era industri 4.0, diperlukan adanya transformasi teknologi. Beliau menyarankan agar Unhas dapat segera melakukan koordinasi dengan berbagai lembaga di Sulsel untuk memastikan output sesuai harapan.
Prof. Bambang Permadi Soemantri, S.E., M.U.P., Ph.D., dalam sambutannya sebelum meresmikan STP Unhas menyambut baik inisiatif dari Unhas. Beliau menjelaskan, STP bukan dilihat dari bangunannya saja, namun yang penting adalah aktivitas dan tujuan masa depan yang ingin dicapai.
Lebih lanjut, Prof Bambang menambahkan saat ini Indonesia menghadapi berbagai tantangan misal dalam posisinya sebagai negara upper middle Income. Dimana kecepatan teknologi menjadi jawaban keseluruhan tantangan tersebut. Munculnya hasil riset dan inovasi sangat di dibutuhkan oleh masyarakat.
“Saya lihat Unhas mempunyai kekuatan di bidang pertanian dan perikanan. STP ini bisa bermanfaat untuk menjadi jembatan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Kedepan, kehadiran STP dapat menambah enterpreneur muda dan di satu sisi juga mengembangkan riset dan inovasi dengan hadirnya start up. Saya gembira Unhas begitu proaktif,” jelas Prof Bambang.
Setelah peresmian STP, kemudian dilanjutkan dengan penandatangan MoU dan Perjanjian Kerja Sama antara STP Unhas dan para mitra baik pemerintah maupun pihak industri sebagai proses berkelanjutan untuk mengoptimalkan kehadiran STP Unhas ditengah masyarakat. Selain itu, juga dilakukan penanaman bibit kakao unggul pada area teaching industry Unhas.(*/mir)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR