Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pamerkan Inovasi Kreatif, Tim Unhas Raih Gold Prize dan Penghargaan Best Invention pada Ajang Seoul International Invention Fair 2022

Tim Universitas Hasanuddin kembali meraih prestasi yang membanggakan di kancah internasional. Kali ini tim Unhas terlibat dalam ajang bergengsi pada Seoul International Invention Fair (SIIF) 2022 by Korea Invention Promotion Association (KIPA) yang di laksanakan di Seoul, Korea Selatan pada Jumat (16/11) s.d Senin (19/11).

Dalam ajang pameran penemuan tahunan terbesar dunia ini, tim Unhas terlibat bersama 645 karya inovasi yang ditampilkan dari 27 negara.

Tim Unhas yang tergabung dari berbagai fakultas, yakni Mayang Azkiah (Fakultas Teknik), Putri Ardinasrayanti Asri (Fakultas Farmasi), dan Abd Salam Saputra (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) ini mencatatkan prestasi dengan menerima penghargaan Gold Prize dan memperoleh Special 1st Prize for The Best Invention oleh FIRI Award (The First Institute of Researchers and Inventors in I.R.IRAN).

Melalui wawancara pada, Jumat (25/11), Mayang Azkiah menjelaskan proses keikutsertaannya pada ajang bergengsi ini yang dimulainya dengan mengisi formulir pendaftaran lengkap dengan abstrak dan juga berisi penjelasan seputar judul inovasi yang akan diikutsertakan. Timnya berhasil lolos untuk hadir memperkenalkan inovasi aplikasi yang disebutnya “We-Collabs: Development of Application Non Governmental Organization to Realize Sustainable Development Goals Program with Collaborative and Integration System” kepada inovator-inovator internasional dan secara langsung dihadapan dewan juri.

“Inovasi yang dibawakan minimal harus dalam tahap prototype. Di Seoul, tepatnya di Coex Hall kami bertemu dengan berbagai inivator dari berbagai negara. Tidak hanya diikuti oleh mahasiswa, namun juga terdapat berbagai perusahaan teknologi, startup, dan perusahaan lainnya yang turut serta. Agenda dalam kegiatan ini diantaranya; Exhibition, Presentasi, dan Awarding,” jelas Mayang.

Lebih lanjut, dijelaskan We-Collabs adalah sebuah mobile aplikasi yang bertujuan untuk menghubungkan pemuda dan organisasi. Fokus Utama dari We-Collabs adalah kolaborasi antar organisasi yang bergerak dibidang Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui aplikasi ini, organisasi satu dan organisasi lainnya dapat saling terhubung untuk menjalin kerja sama.

Mayang menjelaskan inovasi yang dirancang oleh timnya merupakan sebuah ide yang datang atas kegelisahan yang sebuah dalam proses pengembangan organisasi. Ia menuturkan bahwa timnya yang tergabung dari berbagai macam latar belakang dalam sebuah organisasi ini kerap kali mengadakan kolaborasi internal dan eksternal, dan dalam setiap pelaksanaan kegiatan masih menemukan kendala untuk berkolaborasi dengan organisasi yang dituju.

Dirinya merasa sangat membutuhkan wadah untuk memperoleh informasi lebih rinci agar dapat saling terkoneksi. Disisi lain yang menjadi fokus utama adalah data yang menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sangat banyak organisasi, platform, dan Non Governmental Organization (NGO). Sehingga menjadi alasan utama untuk menyatukan mereka semua dalam sebuah aplikasi agar dapat saling mempermudah untuk memperoleh informasi. Harapannya tidak ada kesenjangan informasi antara siswa di kota besar dan daerah.

“Untuk pengguna umum, mereka juga bisa melihat event-event terbaru yang diadakan oleh sebuah organisasi, juga memperoleh informasi terbaru seputar SDGs, ataupun mereka juga bisa melihat organisasi apa yang cocok untuk mewadahi mereka. Hal yang menarik dari inovasi ini karena Indonesia memiliki kurang lebih 10 ribu NGO yang mana mereka semua akan menjadi market field dari aplikasi kami,” tambahnya.

Menurutnya, peluang pasar dari We-Collabs fokus untuk merambah dunia kepemudaan dan memberikan mereka akses informasi NGO dan organisasi yang mereka butuhkan. Ditambah lagi, Indonesia akan menghadapi bonus demografi sehingga jumlah pemuda di Indonesia cukup banyak. Olehnya itu tidak sedikit yang akan mencari media-media pengembangan diri

“Saat ini aplikasi kami masih berfokus pada organisasi yang bergerak dalam 5 point SDGs yaitu No Poverty, Zero Hunger, Good Health and Well Being, Quality Education, dan Reduced Inequality, dan untuk tindaklanjutnya, kami akan mengembangkannya sehingga aplikasi kami dapat mencakup ke 17 point SDGs yang ada,” kata Mayang.

Selain itu, Mayang menuturkan bahwa timnya juga masih berusaha untuk mengumpulkan database organisasi dan informasi event yang terupdate. Kedepannya dirinya berharap agar aplikasi yang ia kembangkan bersama tim dapat dikomersialkan diplatform apps store yang ada, baik Android maupun IOS. (*/dhs)


Editor: Supratman

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia English

Skip to content