Di antara deretan kompetisi mahasiswa di Indonesia, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) menempati posisi yang istimewa. Kehadirannya bukah hanya sekedar lomba, bukan pula sekedar temu karya. PIMNAS adalah ruang tempat gagasan diuji, tempat mimpi-mimpi muda menantang kenyataan, dan tempat perguruan tinggi mengukur denyut inovasinya.
Di sinilah perjalanan panjang kreativitas mahasiswa Indonesia menemukan bentuk terbaiknya. Sebagai forum nasional, PIMNAS terus berkembang dan memainkan peran penting dalam menumbuhkan budaya riset, inovasi, dan kolaborasi lintas disiplin di lingkungan perguruan tinggi.
Perjalanan panjang PIMNAS tidak dimulai dari panggung besar seperti sekarang. Akar sejarahnya tumbuh sejak 1988 melalui Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Lomba Karya Inovatif Produktif yang diselenggarakan Universitas Indonesia. Gelaran itu kemudian dicatat sebagai PIMNAS pertama, tonggak awal yang sederhana namun menentukan arah masa depan kegiatan ilmiah mahasiswa di Indonesia.
Perubahan signifikan terjadi pada PIMNAS ke-17 di Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telkom Bandung. Untuk pertama kalinya, gelar juara umum diperkenalkan. Sejak momen itu, kompetisi menjadi lebih bergelora. Perguruan tinggi mulai menyiapkan pembinaan lebih serius, mahasiswa mulai melihat PKM bukan hanya sebagai tugas akademik, tetapi sebagai peluang untuk berprestasi di level nasional.
PIMNAS berkeliling dari satu kampus ke kampus lainnya. Tradisi yang tidak hanya menandai kontinuitas, tetapi juga menunjukkan bahwa ruang ilmiah bisa tumbuh di mana saja. Institut Pertanian Bogor, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Udayana, hingga Universitas Gadjah Mada pernah merasakan atmosfer menjadi tuan rumah. Daftar panjang ini memperlihatkan setiap daerah berkesempatan menyumbang warna dalam sejarah PIMNAS.
Di antara deretan kampus yang pernah menjadi tuan rumah, Universitas Hasanuddin selalu punya tempat tersendiri. Makassar pertama kali menjadi panggung PIMNAS ke-24 pada 2011, sebuah perhelatan yang hingga kini dikenang sebagai salah satu gelaran terbesar dan paling berkesan di kawasan timur Indonesia.
Lebih dari sepuluh tahun berlalu, estafet kepercayaan itu kembali datang. Tahun 2025, Unhas kembali dipilih sebagai tuan rumah PIMNAS ke-38, menegaskan bahwa kampus merah bukan hanya memiliki infrastruktur, tetapi juga ekosistem akademik yang kuat.
Kepercayaan tersebut tidak datang tiba-tiba. Dalam beberapa tahun terakhir, Unhas memperkuat ekosistem riset mahasiswa, memperluas jaringan pendamping PKM, dan mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah proposal yang didanai. Dengan reputasi sebagai salah satu pusat ilmiah terbesar di Indonesia Timur, Unhas menjadi simpul penting dalam pemerataan kesempatan inovasi mahasiswa nasional.
Dengan hadirnya 420 tim dari 170 perguruan tinggi, PIMNAS 38 menjadi panggung yang padat interaksi. Di dalamnya, mahasiswa dari kampus besar hingga kampus kecil bertemu di titik yang sama, berdiri sejajar dalam ruang ilmiah yang adil. Inilah salah satu keunikan PIMNAS, meruntuhkan sekat geografis sekaligus membuka kesempatan yang sama untuk semua.
Ada ratusan panitia dan relawan yang bekerja senyap memastikan jalannya kompetisi tetap ketat, objektif, dan nyaman bagi seluruh peserta. Unhas dengan seluruh unit pendukungnya, menjadi motor penyelenggaraan yang memastikan standar nasional terpenuhi.
PIMNAS di Unhas bukan sekedar event, tetapi momentum penting bagi kampus merah. Hadir mempertegas posisi Unhas sebagai pusat inovasi, sekaligus memperlihatkan bahwa Makassar kota akademik yang memiliki kontribusi ilmiah nyata di tingkat nasional, yang tumbuh dan lahir di Unhas.
Lebih jauh, keberhasilan menjadi tuan rumah mengirim pesan kuat kepada mahasiswa Unhas sendiri, bahwa mereka berada di lingkungan yang memberi ruang besar untuk berkarya. Kehadiran ribuan mahasiswa dari seluruh Indonesia menjadi energi baru yang menginspirasi, memacu kreativitas, sekaligus memperluas jejaring akademik lintas kampus.
Pada akhirnya, perjalanan PIMNAS dari sejarah panjang hingga penyelenggaraan di Unhas menunjukkan satu hal penting, bahwa inovasi mahasiswa Indonesia tidak pernah berhenti. Namun tumbuh, bergerak dan menemukan rumah baru, yang kali ini berada di Makassar. Dari Unhas, ide-ide muda kembali diberangkatkan untuk masa depan Indonesia yang lebih kreatif, lebih ilmiah, dan lebih berdaya saing. (*/mir)
Editor : Ishaq Rahman




