Indonesia Hadapi Dua Tantangan
Dalam membangun industri manufaktur, Indonesia menghadapi dua tantangan besar, yakni eksternal dan internal. Tantangan eksternal adalah Masyarakat Ekonomi (ME) ASEAN dan tantangan internal kesiapan sumber daya manusia.
‘’Secara rinci Indonesia menghadapi tiga tantangan internal, yakni pasar yang kian kompetetif, produksi yang berkualitas, dan proses produksi yang efisien,’’ demikian Prof.Dr.Ir.Syamsul Bahri, M.Si. pada orasi ilmiah penerimaan jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Manajemen Industri Fakultas Teknik Unhas, Senin (19/12) di Ruang Senat Universitas Hasanuddin Kampus Tamalanrea.
Dalam orasinya berjudul ‘’Tantangan Industri Manufaktur di Sulawesi Selatan pada Era Persaingan Global: Beyond TQM’’, guru besar ke-354 Unhas yang sudah menyampaikan orasi penerimaan jabatan ini menyimpulkan, implementasi Total Quality Management (TQM) akan berhasil dalam meningkatkan kinerja organisasi perusahaan jika nilai-nilai TQM dibudayakan ke dalam perilaku organisasi yang dilaksanakan oleh seluruh organ organisasi atau perusahaan, mulai dari manajemen puncak sampai pada level terendah.
‘’Nilai-nilai TQM tersebut harus diterjemahkan sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam menguatkan posisi bersaing,’’ ujar Guru Besar kelahiran Bone, 13 November 1961 tersebut.
Doktor lulusan Unhas (2012) ini juga menyimpulkan, berdasarkan kondisi okbjektif perekonomian Sulawesi Selatan dengan TQM tidak cukup, maka industri manufaktur harus masuk dan sanggup beradaptasi pada perekonomian nasional dan global serta mengintegrasikannya dengan metode Supply Chain Management (SCM).
Integrasi TQM, SCM, dan penguatan kelembagaan ekonomi rakyat, kata guru besar Unhas yang juga Ketua Koperasi Pegawai Negeri (KPN) ini, seharusnya mampu melahirkan industri strategis Indonesia yang berfungsi tidak hanya meningkatkan perekonomian, tetapi juga sebagai perekat bangsa secara fungsional dalam meningkatkan kesejahteraan anak bangsa.
Berdasarkan hasil penelitiannya, Syamsul Bahri mengatakan, implementasi TQM tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan. TQM memunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan bila melalui intermediate variable, yaitu budaya atau strategi bersaing. Dapat diinterpretasikan, implementasi TQM akan berdampak positif terhadap perbaikan kinerja perusahaan jika nilai-nilai TQM ini dibudayakan sebagai perilaku organisasi yang dijalankan oleh seluruh organ organisasi atau perusahaan.
‘’Tanpa ini, TQM tidak berpengaruh positif terhadap kinerja,’’ ujar suami Dra.Hj Ernawaty Perkesi tersebut.
Dia mengatakan, banyak contoh yang bisa dilihat pada organisasi dan perusahaan yang menyatakan telah menjalankan roda organisasinya dengan Standard Quality Management (SQM) tertentu, misalnya dengan International Organization for Standardization (ISO) namun tidak berdampak secara signifikan terhadap kinerja perusahaan.
‘’Hal ini disebabkan, nilai-nilai TQM tidak dibudayakan ke dalam perilaku organisasi atau perusahaan,’’ demikian Syamsul Bahri dalam orasi penerimaan jabatan yang dipimpin Ketua Senat Akademik Unhas Prof.Dr.H.M.Tahir Kasnawi, S.U., dihadiri Rektor Unhas diwakili Wakil Rektor II Prof.Dr.Syamsul Bachri, S.H.,M.Si, Ketua Dewan Profesor Unhas Prof.Dr.Ir.Abrar Saleng, S.H., M.Si,, Dirut PT Semen Tonasa Ir.H.Andi Unggul Attas, MBA, mantan Wali Kota Makassar yang juga Komisaris PT Semen Tionasa Ir.H.Andi Heri Iskandar, M.Si, Prof.Dr.H.Halide, dan sejumlah undangan lainnya. (*).
Biodata:
Nama lengkap : Prof.Dr.Ir.H.Syamsul Bahri, M.Si.
Jabatan : Guru Besar Ilmu Manajemen Industri Fakultas Teknik Unhas
Tempat/Tanggal lahir: Bone, 13 November 1961
Pendidikan:
SDN 254 Ulu Balang, Bone (1973)
SMP Negeri Kajuara Bone (1976)
SMA Negeri 277 Sinjai (1980)
S-1 :Fakultas Teknik Unhas (1986)
S-2: Magister Sains Ilmu Lingkungan Hidup Unhas (1994)
S-3: Doktor dalam Bidang Ilmu Manajemen Industri FEB Unhas (2012).
Istri : Dra.Hj Ernawaty Perkesi
Anak :Tiga, (Nadzierah Ikasari,S.T.m MT, Bashierah Ikasari, SKG, dan Dhiniary Ikasari).
Ketua Dewan Profesor Unhas Prof.Dr.Ir. Abrar Saleng, S.H., M.Si.
Tiga Tanggung Jawab Seorang Guru Besar
Setiap dosen yang sudah memperoleh surat keputusan pengangkatan sebagai guru besar, wajib menyampaikan pidato ilmiah penerimaan jabatannya di depan Sidang Senat Akademik Unhas. Sebab, seorang guru besar atau profesor memiliki tiga tanggung jawab atau beban.
‘’Kesatu, tanggung jawab akademik, kedua, tanggung jawab modal, dan ketiga, tanggung jawab sosial,’’ kata Ketua Dewan Profesor Unhas Prof.Dr.Ir.Abrar Saleng, S.H., M.Si. pada upacara pengukuhan jabatan guru besar Prof.Dr.Ir. H.Syamsul Bahri, M.Si, Senin (19/12).
Hingga saat ini, kata Abrar Saleng, Unhas memiliki 354 guru besar yang sudah menyampaikan orasi penerimaan jabatan. Dari 276 orang guru besar yang masih aktif, baru 207 orang yang sudah menyampaikan orasi penerimaan jabatan guru besar.
‘’Diimbau kepada para guru besar yang belum menyampaikan orasi penerimaan jabatannya agar segera melakukan pidato pengukuhan,’’ harap