Klasterisasi perguruan tinggi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia menempatkan Universitas Hasanuddin sebagai perguruan tinggi pada Klaster I di peringkat ke-7 nasional. Khusus untuk indikator Input, dimana sumber daya manusia (SDM) merupakan aspek pentingnya, Unhas berhasil meraih skor maksimal 4.0.
Capaian ini merupakan satu-satunya diantara ribuan perguruan tinggi di Indonesia, yang menempatkan peringkat indikator Input Unhas pada posisi pertama.
Capaian ini tidak terlepas dari tangan dingin Prof. Dr. Ir. H. Nasaruddin Salam, Sekretaris Universitas Hasanuddin. Sesuai Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) Unhas, Sekretaris Universitas memiliki peran dan fungsi dalam pengelolaan SDM.
Prof. Nas, demikian beliau akrab disapa, merupakan Sekretaris Universitas pertama sejak Unhas memperoleh status sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Sebelumnya, Prof. Nas merupakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni pada periode 2006 – 2012.
Pada kesempatan wawancara, Senin (01/03) Prof Nasaruddin yang juga salah satu Guru Besar Fakultas Teknik Unhas, menjelaskan bahwa peningkatan capaian SDM menjadi bagian dari kerja sama yang baik dengan berbagai pihak. Sebagai Sekretaris Universitas, beliau bertugas merumuskan kebijakan internal, menjadi koordinator dan fasilitator. Untuk itu, Prof Nas mengoptimalkan koordinasi diantara unit kerja di lingkungan Unhas.
“Saya menggelar rapat rutin setiap bulan dengan berbagai jajaran dalam bidang pengembangan SDM Unhas, baik di tingkat rektorat, fakultas, bahkan hingga tingkat program studi,” kata Prof. Nas.
Pertemuan terjadwal ini dimaksudkan untuk mengetahui capaian target setiap fakultas dalam mengembangkan SDM. Momen ini juga sekaligus untuk monitoring dan evaluasi, serta menjadi wadah untuk bersama-sama mendengarkan dan mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.
“Semua fakultas ada target. Setiap tanggal 1 atau pada minggu pertama setiap bulan, saya adakan pertemuan untuk mengetahui capaian maupun kendala yang dihadapi. Jika dibutuhkan, kami akan memberdayakan unit terkait. Misalnya, jika ada kendala terkait publikasi dosen untuk kenaikan pangkat, kami akan memberdayakan Publication Management Center untuk membantu,” jelas Prof. Nas.
Dengan pertemuan rutin ini, maka seluruh unit kerja bidang SDM akan bekerja dalam irama dan ritme yang seragam. Misalnya, jika ada peraturan baru terkait kepangkatan, akan segera kita sosialisasikan pada momen ini. Sehingga, pegawai yang menangani SDM di tingkat fakultas dan rektorat akan berada pada pemahaman yang sama.
Dalam proses peningkatan kualitas SDM, pemutakhiran data juga menjadi penting. Selain untuk mengetahui kondisi sumber daya, juga bagian dari proses pemeringkatan yang melihat data sesuai sistem. Olehnya itu, Prof Nasaruddin selalu memaksimalkan adanya perbaharuan data.
Sebagai Sekretaris Unhas yang pertama kali, Prof Nasaruddin menjelaskan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi adalah belum adanya benchmarking atau pembanding internal. Karena ini jabatan yang baru pertama kali ada, dirinya harus banyak melakukan terobosan dan mencari inovasi. Menurut Prof Nas, langkah penting yang selalu ia tekankan adalah koordinasi, integritas, dan sinkronisasi.
“Bekerja itu harus profesional, disiplin, punya pengetahuan, berkarakter serta memiliki manajerial baik. Untuk itu, sebelumnya saya harus mengetahui tupoksi dan tanggung jawab utama yang diberikan dan kemudian menjalankannya dengan benar dan penuh keikhlasan,” sambung Prof Nas.
Perjalanan karir Prof Nasaruddin di Unhas sudah dimulai sejak 1986 sebagai dosen. Kemudian, pada tahun 1990 diangkat sebagai Pembantu Dekan III yang membidangi kemahasiswaan. Sejak saat itu, Prof. Nas selalu memperoleh kepercayaan untuk menempati berbagai jabatan hingga saat ini.
Diakhir wawancara, Prof Nasaruddin berharap capaian Unhas tidak hanya dari sisi Input saja. Namun, kedepan tiga indikator lainnya dalam klasterisasi Perguruan Tinggi yakni Proses, Output dan Outcome juga memberikan hasil yang baik. Olehnya itu, peran SDM Unhas memiliki pengaruh besar, bagaimana tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan berperan lebih aktif untuk mencapai target kinerja yang diharapkan bersama.
“Jika kita juara di Input, harusnya tiga variabel lain ini bisa mendekati juara. Dengan demikian, SDM memiliki peran penting dan ini bisa jika mindset berubah. Mindsetnya apa, tentu mutu dan produktivitas dan ini yang saya upayakan untuk terus dioptimalkan,” tutup Prof Nasaruddin Salam.(*/mir)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR