Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Program Kelas Internasional di FEB Unhas untuk Dorong Reputasi Institusi

Rencana Strategis (Renstra) Universitas Hasanuddin 2015 – 2020 mencantumkan bahwa salah satu fokus yang hendak dicapai adalah meningkatkan reputasi internasional. Fokus keempat dalam renstra ini diimplementasikan dengan berbagai langkah operasional, misalnya akreditasi internasional, membuka kelas internasional, mendorong mobilitas akademik lintas negara, hingga kolaborasi internasional untuk penelitian dan publikasi.

Sepanjang tahun 2019, Unhas telah menerima mahasiswa baru untuk jalur kelas internasional. Saat ini, Unhas mempunyai 11 prodi yang membuka kelas internasional, dan direncanakan akan terus bertambah pada masa-masa mendatang.

Terdapat dua prodi yang membuka kelas internasional di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), yaitu prodi Akuntansi dan prodi Manajemen. Setiap tahun, kelas internasional pada kedua prodi ini menerima masing-masing antara 15 sampai 20 mahasiswa baru. Salah satu keunggulan kelas internasional FEB adalah konsistensi dalam mempertahankan peminat, terutama mahasiswa dalam negeri.

Dekan FEB Unhas, Prof. Dr. Abd. Rahman Kadir, SE., M.Si.,CIPM, menjelaskan awal mula hadirnya kelas internasional di Fakultas FEB Unhas. Kelas ini mulai dibuka pada tahun 2017, diakhir periode kepemimpinan dekan sebelumnya, Prof. Dr. Gagaring Pagalung. Ketika itu, Rektor Unhas menerbitkan surat keputusan izin pembukaan kelas internasional di FEB dan FKM.

Sebelumnya, program ini merupakan kelas reguler yang didesain khusus dengan pembelajaran bi-lingual, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Seiring waktu, dirasakan bahwa kehadiran kelas bi-lingual ini memiliki nilai positif, terutama dalam memacu kemampuan mahasiswa untuk memiliki kompetensi tambahan dalam hal berbahasa Inggris.

“Kita kemudian melihat bahwa tuntutan dunia kerja juga semakin berkembang, alumni diharapkan tidak saja memiliki kemampuan berbahasa Inggris, namun juga memiliki sensitifitas internasional. Apalagi, perkembangan dewasa ini membuat batas negara semakin hilang. Kami juga melihat di beberapa perguruan tinggi lain sudah mulai membuka kelas internasional,” kata Prof. Rahman.

Membuka kelas internasional membutuhkan sarana pendukung yang memadai. Selain perlunya standar tenaga pengajar yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, juga perlu ada sarana dan prasarana yang memenuhi standar internasional.

“Ketika kami melihat bahwa dari aspek sumber daya manusia kita sudah memiliki kompetensi yang dibutuhkan, kami kemudian memperoleh dukungan yang sangat besar dari universitas untuk membantu penyiapan sarana dan prasarana,” lanjut Prof. Rahman.

Salah satu tantangan yang kita hadapi adalah mind-set diantara sebagian sumber daya kita yang menganggap bahwa kelas internasional ini nantinya akan menjadi program yang ekslusif. Padahal, desain kelas internasional dimaksudkan untuk meningkatkan reputasi internasional fakultas yang akan berkontribusi pada reputasi universitas.

“Namun dengan komunikasi yang intensif, kami dapat meyakinkan kolega-kolega di fakultas tentang manfaat memiliki kelas internasional, baik bagi institusi maupun bagi mahasiswa dan alumni. Seluruh stakeholder ini kemudian berperan dalam mempromosikan kelas internasional FEB. Mungkin itulah yang menyebabkan peminat kelas internasional FEB relatif lebih tinggi dibandingkan fakultas lain,” kata Prof. Rahman.

Secara aktual, perbedaan antara kelas internasional dan kelas reguler adalah bahasa pengantar yang digunakan. Sementara untuk perlakuan akademik, pada dasarnya tidak ada perbedaan. Itulah sebabnya, salah satu persyaratan dalam rekrutmen mahasiswa untuk kelas internasional adalah memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik.

“Kehadiran kelas internasional ini memberi dampak atmosfir akademik yang sangat positif. Mahasiswa memiliki kesempatan international exposure, karena adanya sistem pendidikan pertukaran atau sit in dengan universitas mitra. Mahasiswa kelas internasional akan merasakan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri yang memiliki kemitraan dengan Unhas,” jelas Prof. Rahman.

Di akhir wawancara, Prof Rahman berharap kelas internasional ini bisa menghadirkan mahasiswa yang mampu bersaing di dunia internasional, sekaligus menjadi ujung tombak untuk mendukung Unhas menuju World Class University.(*)

Kelas Internasional Universitas Hasanuddin tahun 2019

– Prodi Kesehatan Masyarakat (FKM)
– Prodi Manajemen (FEB)
– Prodi Akutansi (FEB)
– Prodi Teknik Sipil (FT)
– Prodi Hubungan Internasional (FISIP)
– Prodi Teknik Geologi (FT)
– Prodi Ilmu Kelautan (FKIP)
– Prodi Ilmu Hukum (FH)
– Prodi Arsitektur (FT)
– Prodi Pendidikan Dokter (FK) (hanya untuk mahasiswa asing)
– Prodi Pendidikan Kedokteran Gigi (FKG) (hanya untuk mahasiswa asing)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content