Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menyelenggarakan symposium wallacea bertajuk “Wallace Science Symposium and Tracking the Foodprints of Alfred Russel Wallace in Maros” dengan mengusung tema “Celebrating the Wallacea’s Diversity and Endemicity on Land and Sea”. Pembukaan berlangsung mulai pukul 19.30 Wita di Ballroom Hotel and Convention, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Minggu (13/08).
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unhas Prof.Dr.Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada para peserta yang hadir dan terlibat dalam kegiatan tersebut. Dalam kesempatan tersebut, Prof JJ mengatakan selain sebagai media informasi dan diskusi akademik, kegiatan ini juga dilaksanakan dalam rangka menghormati jasa dan temuan saintis ternama, Alfred Russel Wallace.
“Simposium ini juga sebagai bentuk kesyukuran kita akan kekayaan dan keanekaragaman endemik di kawasan laut dan darat Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan. Symposium 200 tahun Wallace inisiasi UNHAS dan AIPI menjadi panggung bergengsi untuk merayakan karya Wallace dan meneruskan semangat penelitiannya. Kegiatan ini menghadirkan para ilmuwan terkemuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan alam,” jelas Prof. JJ
Prof JJ mengungkapkan, sangat banyak pelajaran yang dapat diambil dari perjalanan ekspedisi sains yang dilakukan Wallace. Ia berharap semangat Wallace dapat menginspirasi seluruh civitas akademika dan tamu undangan yang hadir.
Sebelumnya, telah dilakukan kegiatan kunjungan lapangan untuk menelusuri jejak Alfred Russel Wallacea di Maros, khususnya di Taman Prasejarah Leang Leang dan Bantimurung. Kunjungan lapangan yang berlangsung mulai Pukul 08.00 s.d 16.00 Wita tersebut bertujuan untuk mendalami pemahaman tentang evolusi, keanekaragaman hayati, dan kontribusi Wallace. Para peserta yang berjumlah kurang lebih 100 orang antusias dalam melihat jejak sejarah Alfred Russel Wallacea di Maros.
Symposium Wallacea dijadwalkan berlangsung hingga Selasa (15/08), selain diskusi juga diadakan pameran foto serta diskusi buku terkait Wallace. Secara umum, kegiatan ini hadir sebagai salah satu upaya mendorong partisipasi publik dalam konservasi dan pelestarian ekologi dan budaya. Sekaligus merangsang ekowisata nasional dan internasional. (*)
Editor: Ahmad




