Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Unhas Gelar Webinar Internasional Bahas Gizi Prakonsepsi

Universitas Hasanuddin melalui Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) menyelenggarakan webinar internasional seri 2 dengan tema “Gizi Prakonsepsi: Dari Kajian Molekuler Hingga Kebijakan Publik”. Kegiatan berlangsung mulai pukul 08.30 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Sabtu (31/10).

Hadir sebagai pembicara kunci Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Prof. Dr. Muhajir Effendi, M.A.P).

Narasumber lain adalah Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc., (Departemen Ilmu Gizi), Prof. Brian W. Jack, MD., (Boston University), Prof. Michael Fenech, Ph.D (University of South Australia), Prof. Dr. dr. Erry Gumilar Dachian, Sp.OG(K) (Universitas Airlangga), Dr. dr. Lucy Widasari, M.Si (Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil), Prof. Budi Wiweko, Sp.OG(K), MPH (FK Universitas Indonesia), Dr. dr. Anang S. Otoluwo, MPPM (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai), Prof. Dr. Sri Sumarmi, SKM., M.Si (FKM Universitas Airlangga).

Dekan FKM Unhas Dr. Aminuddin Syam, SKM., M.Kes., M.Med.Ed., menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-38 FKM. Topik yang diangkat merupakan isu strategis dengan narasumber yang berkompoten di bidangnya. Seminar ini juga melibatkan kajian multidisiplin, yaitu dari bidang molekuler dan bidang kebijakan publik.

Kegiatan resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kemitraan Unhas, Prof. dr. Muh. Nasrum., Ph.D. Beliau menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan seminar yang menghadirkan pemateri ahli di bidangnya.

Webinar ini sangat berkaitan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) 1 dan 3 mengenai kemiskinan dan kesehatan. Unhas saat ini sedang menjadi isu SDGs sebagai salah satu bagian dari capaian proses akademik, dan juga dijadikan tolok ukur World Class University.

“Kita berharap ada banyak masukan dan peluang, seperti kolaborasi riset mengenai tema ini sekaligus saran sebagai rujukan dalam memecahkan masalah nasional maupun global,” jelas Prof Nasrum.

Menko PMK, Prof. Dr. Muhajir Effendi, M.A.P., dalam pidato kuncinya menyampaikan capaian pembangunan manusia dan kebudayaan, terutama dalam permasalahan stunting, sebagai salah satu program prioritas nasional.

Permasalahan stunting menjadi penting mengingat hal tersebut berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan hasil riset yang mengungkapkan sebesar 54% angkatan kerja tidak maksimal karena pada 1000 kelahiran pertama pernah mengalami masalah stunting.

“Permasalahan stunting ditangani oleh 21 lembaga pemerintah. Presiden ingin agar hanya satu badan yang menangani permasalahan tersebut agar pertanggungjawaban lebih jelas dan penanganannya lebih maksimal. Kita menargetkan, tahun ini penurunan stunting dari 27,7% menjadi 14%,” jelas Prof Muhajir.

Narasumber lain yakni Prof. Michael Fenech, Ph.D (University of South Australia) menyampaikan materi tentang “Telomere Attrition and Chromosomal Instability in The 1000 days: Causes and Nutritional Prevention”. Beliau membahas khusus tentang biomarker dan telomer.

Biomarker ketidakstabilan genom dapat mengidentifikasi kasus dengan peningkatan risiko infertilitas dan komplikasi kehamilan. Selain itu, mengoptimalkan telomer dan integritas kromosom pra-konseptual selama kehamilan berdampak pada kesuburan dan menghindari komplikasi.

“Pengetahuan selama hamil sangat penting seperti mengetahui nutrisi, lingkungan dan psikologis diri yang membantu selama proses kehamilan perkembangan anak yang dilahirkan,” jelas Prof Michael.

Setiap narasumber selesai dengan pemaparan materinya, para peserta mendapatkan kesempatan untuk memberikan pertanyaan ataupun saran dan masukan.

Kegiatan ini berlangsung dalam dua sesi, sesi pertama membahas subtopik mengenai kajian molekuler gizi prakonsepsi. Sementara itu, sesi dua mengkaji subtopik kebijakan publik gizi prakonsepsi. Kegiatan berlangsung lancar hingga pukul 13.00 Wita.(*/mir)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content