Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Unhas Gelar Wokshop Pencapaian Iodisasi Garam Universal di Kabupaten Enrekang dan Majene

Universitas Hasanuddin melalui Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) menyelenggarakan Indonesian Center for Nutrition Studies (ICONS) bertajuk “Kerja Sama Upaya Pencapaian Iodisasi Garam Universal di Kabupaten Enrekang dan Majene”. Acara yang berlangsung di Unhas Hotel and Convention ini menghadirkan berbagai instansi yang terkait dengan iodisasi garam baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.

Terselenggaranya kegiatan berkat dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) melalui Yayasan Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI). Berlangsung pada Senin (05/06).

Dra. Nina Sardjunani, MA selaku Direktur Eksekutif KFI memaparkan profil dan tujuan dibentuknya KFI. Yayasan yang telah berkecimpung sejak tahun 2002 ini berupaya meningkatkan kualitas konsumsi masyarakat melalui upaya fortifikasi, salah satunya adalah fortifikasi garam beryodium. Lebih lanjut Bu Nina memaparkan fortifikasi garam yodium penting dilakukan untuk menanggulangi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), yang saat ini masih dijumpai di Kabupaten Enrekang dan Majene.

Hasil penelitian terbaru menunjukkan adanya keterkaitan antara defisiensi yodium dengan angka stunting yang tinggi di suatu wilayah. Olehnya itu untuk mengatasi masalah stunting yang merupakan salah satu program prioritas nasional adalah dengan memastikan pemenuhan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat.

Dalam paparan berikutnya, Junaedi B, S.Sos yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Provinsi Sulawesi Selatan mempertegas stunting yang diakibatkan GAKY menjadi isu strategis yang dimuat dalam dokumen perencanaan Pemerintah Sulawesi Selatan.

“Upaya fortifikasi diharapkan dapat meningkatkan status gizi masyarakat sehingga bisa mencegah terjadinya GAKY dan lebih jauh dapat menanggulangi stunting,” jelas Junaedi.

Pada kesempatan yang sama, Drs. H. Muslimin Bando, M.Pd selaku Bupati Kabupaten Enrekang dan Aris Munandar Kalma S.STP., M.M. selaku Wakil Bupati Kabupaten Majene. Dimana, keduanya memberikan paparan terkait potret “Kebijakan dan Program Iodisasi Garam Universal” di kabupatennya masing-masing.

“Setiap bulan Februari dan Agustus dilakukan pemeriksaan peredaran garam beryodium di pasar-pasar dan rumah tangga. Pemeriksaan terakhir menunjukkan dari 7.754 keluarga yang diperiksa, hasilnya 98,83% menggunakan garam beryodium,” jelas Bupati Enrekang.

Untuk menjamin suplai garam terfortifikasi diharapkan ada Kawasan Industri Fortifikasi Garam yang dibangun di Kabupaten Enrekang nantinya, yang sekaligus bisa memasok garam beryodium ke wilayah-wilayah sekitarnya. penyediaan garam perlu dikembangkan karena menjadi kebutuhan pokok yang dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. Akan tetapi, hal ini masih memerlukan aksi nyata sehingga kemandirian garam pada tahun 2024 dapat tercapai.

Secara umum, kegiatan ini menyimpulkan beberapa hal antara lain pentingnya memastikan garam yang beredar telah teriodisasi, perlu dilakukan monitoring terus-menurus untuk pengawasan garam terfortifikasi serta perlu adanya deklarasi dari pemerintah daerah yang memuat upaya–upaya untuk memastikan garam beryodium tersedia di pasaran.

Kegiatan ditutup dengan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dipandu oleh Prof. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D selaku Dekan FKM Unhas dilanjutkan dengan penandatanganan MoU untuk pendampingan Kabupaten Enrekang dan Majene dalam upaya pencapaian iodisasi garam universal melalui kerja sama berbagai pihak. (*/fkm/mir)

Editor : Ahmad

Workshop Penguatan Iodisasi Garam  oleh FKM Unhas
MoU FKM Unhas dan Bappenas, Bukti Komitmen Penguatan Iodisasi Garam

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content