Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Unhas Gelar Workshop Pengembangan Penelitian dan Inovasi Rumput Laut

Universitas Hasanuddin melalui Direktorat Inovasi dan Kemitraan menyelenggarakan webinar dengan tema “Developing Research and Innovation For The Seaweed Agar-Agarose Industry”. Kegiatan berlangsung mulai pukul 14.00 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Jumat (16/04).

Hadir sebagai narasumber Kasmiati, S.TP., MP., Ph.D (Ketua Pusat Unggulan Inovasi-P2RL Unhas), Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., (Dekan Sekolah Pascasarjana Unhas), Dr. Ellya Sunirat, S.Si., M.Si., (Peneliti BBRP2BKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan) dan Lino Paravano (Direktur Teknis, Java Biocolloid).

Mengawali kegiatan, Asmi Citra Malina, S.Pi., M.Agr., Ph.D., selaku ketua panitia sekaligus Kasubdit Kerja Sama dalam negeri menjelaskan bahwa kegiatan webinar ini merupakan bagian dari program konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN. Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama perguruan tinggi yang terlibat dalam konsorsium, yaitu ITB dan UGM.

“Rumput laut merupakan bahan baku yang banyak dimanfaatkan misal sebagai suplemen atau obat. Sementara, bahan baku rumput laut tumbuh dengan spesies terbatas. Sehingga ada beberapa yang di impor untuk pemenuhan penelitian. Dengan webinar ini, diharapkan hadir rekomendasi atau gagasan agar rumput laut dapat terus dikembangkan,” jelas Asmi.

Kegiatan resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan Unhas, Prof. dr. Nasrum Massi, Ph.D., Sp.MK. Dalam sambutannya beliau memberikan apresiasi hadirnya forum diskusi ini, sekaligus menjadi jembatan kolaborasi antarpeneliti dari berbagai perguruan tinggi untuk mengembangkan inovasi rumput laut.

Di Unhas sendiri, Prof Nasrum menambahkan, para peneliti didorong untuk aktif dalam berbagai kegiatan riset guna menghasilkan produk inovasi yang tidak hanya memiliki paten atau prototype saja. Namun, mendatangkan manfaat lebih besar kepada masyarakat.

Setelah pembukaan secara resmi, kemudian dilanjutkan dengan paparan materi dari para narasumber. Materi awal disampaikan oleh Kasmiati yang menjelaskan tentang “Peluang dan Tantangan Produksi Agar-Agarosa di Indonesia”.

Kasmiati menjelaskan Indonesia merupakan negara sebagai produsen utama rumput laut di dunia, khususnya eucheuma cottoni dan glacilaria sp. Jumlah produksi pada tahun 2019 mencapai 10 juta ton, dan mengalami peningkatan sebanyak 11 juta ton pada 2020. Jumlah ini berkontribusi sekitar 30% dari total ekspor rumput laut global. Dengan potensi tersebut, penting dilakukan terobosan baru agar kegiatan eskpor semakin meningkat.

Agar dan Agarosa mempunyai kesamaan. Namunperbedaannya, Agar adalah polisakarida yang dihasilkan dari ekstraksi rumput laut merah agarofit yang disusun oleh molekul agarosa polisakarida linear dan agaropektin. Sementara, Agarosa merupakan polimer linear yang menjadi salah satu dari dua komponen utama agar yang dimurnikan yang tersusun dari 600 sampai 800 residu galaktosa.

“Dalam biologi molekuler, agarosa berfungsi sebagai pemisah molekul besar, terutama DNA dengan elektroforesis. Di masa pandemi saat ini, kebutuhan resin agarosa meningkat untuk purifikasi vaksin, downstream process pada industri protein based drugs. Diperkirakan untuk periode 2020-2025 pangsa pasar agarosa mencapai US$ 113.7. Untuk itu, bahan baku rumput laut tentu menjadi bagian penting,” jelas Kasmiati.

Di Indonesia sendiri penelitian tentang pembuatan agarosa masih terbatas dan belum memiliki metode yang cocok untuk menghasilkan agarosa yang memenuhi standar mutu. Selama ini, produk agarosa masih diimpor dengan harga relatif mahal. Olehnya itu, merupakan tantangan besar bagi Indonesia untuk mampu menghasilkan teknologi pengembangan produk jadi dari rumput laut yang memberikan nilai tambah.

Materi lain juga disampaikan oleh Prof Jamaluddin tentang “Optimalisasi Peluang Kolaborasi Riset dan Inovasi Internasional Terkait Pemanfaatan Rumput laut” yang secara umum menjelaskan mengenai peta sebaran rumput laut Indonesia, kebijakan rumput laut di Indonesia hingga program kerja sama Unhas dengan banyak mitra baik dalam dan luar negeri dalam upaya pengembangan penelitian rumput laut.

Kegiatan yang dipandu oleh Rijal M.Idrus, Ph.D (Dosen FIKP Unhas) selaku moderator diikuti oleh kurang lebih 200 peserta berlangsung lancar dan dijadwalkan berakhir pada pukul 16.30 Wita.(*/mir)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content