Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Unhas Kembali Gelar GUMSB, Bahas Makna Pengulangan kata IQRA dalam Al-Qu’ran

Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan Gerakan Unhas Mengaji dan Sholat Berjamaah (GUMSB). Untuk kali ini, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) bertindak sebagai host. Kegiatan yang menjadi agenda rutin Unhas setiap pekan berlangsung mulai pukul 16.00 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Selasa (5/10).

Dekan FEB Unhas Prof. Dr. Abdul Rahman Kadir, M.Si., CIPM., CWM., CRA, CRP., dalam sambutannya menyampaikan bahwa GUMSB menjadi kajian rutin yang diharapkan mampu memberikan semangat dan motivasi untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Dirinya memberikan apresiasi tinggi atas kehadiran GUMSB yang menjadi jembatan memberikan petunjuk kepada manusia untuk berjalan menuju kepada kebaikan.

Kegiatan resmi dibuka oleh Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. Dalam sambutannya, Prof Dwia memberikan penjelasan bahwa GUMSB merupakan satu komitmen yang dihadirkan sebagai majelis ilmu yang memberikan kebermanfaatan secara meluas. GUMSB akan mendukung atmosfer akademik Unhas yang lebih konstruktif, karena diisi oleh agenda untuk membuka kesadaran psikis agar selalu bertindak baik dalam berbagai hal.

“Apresiasi atas semangat sivitas akademika Unhas yang terus aktif mengikuti kegiatan ini setiap pekan. Semoga memberikan dampak positif terhadap diri dan lingkungan, sekaligus sebagai media kita bersama untuk meningkatkan pemahaman dan ilmu agama. Terima kasih pula untuk narasumber yang bersedia berbagi ilmu kepada sivitas akademika Unhas,” jelas Prof Dwia.

Pada kesempatan tersebut, hadir sebagai narasumber Ustads Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Imam Masjid Besar Istiqlal. Beliau memberikan materi tentang makna pengulangan Iqra dalam surat Al-Alaq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah SWT.

Surah Al-Alaq merupakan surah ke-96 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri atas 19 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Ayat 1 sampai dengan 5 dari surah ini adalah ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad ketika beliau bertafakur di Gua Hira.

Prof. Nasaruddin menjelaskan makna Iqra pertama dalam surat tersebut menunjukkan adanya kesadaran sensorial. Dimana umat manusia perlu melakukan tadabbur, tidak hanya membaca tapi mengetahui makna yang terkandung dari kata Iqra. Setiap kata Iqra dalam ayat Al-Qur’an memiliki makna yang harus dipahami secara mendalam.

“Seharusnya mempelajari Islam harus dimulai dengan akarnya. Namun, persoalan kita saat ini tidak demikian. Dalam membaca dan memahami Al-Quran pun harusnya dimulai dari ayat-ayat akidah yang memang pertama kali diturunkan,” jelas Prof. Nasaruddin.

Setelah menyampaikan materinya, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Kegiatan diikuti kurang lebih 1.000 peserta berlangsung lancar dan berakhir menjelang Shalat Maghrib. (*/mir)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content