Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Unhas Kembali Kukuhkan Tiga Professor Baru Fakultas MIPA

Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Rapat Paripurna Senat Akademik dalam rangka upacara Penerimaan Jabatan Professor bidang Fisika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Rapat dimulai pukul 08.00 Wita di Ruang Senat Akademik Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Senin (22/03) dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat, serta disiarkan live melalui YouTube Senat Akademik.

Prosesi pengukuhan dihadiri Rektor Unhas, para Wakil Rektor, Sekretaris Universitas, Ketua, Sekretaris dan anggota Senat Akademik, Dewan Professor, Majelis Wali Amanat, serta tamu undangan terbatas dari keluarga profesor yang dikukuhkan.

Profesor yang dikukuhkan yakni:

1. Prof. Dr. Arifin, M.T., sebagai guru besar ke-417 dalam bidang Fisika Instrumental. Lahir di Barru pada 20 Mei 1967.

2. Prof. Dr. Sri Suryani, D.E.A dikukuhkan sebagai guru besar ke-418 bidang ilmu Fisika Radiasi, lahir diJakarta pada 8 Mei 1958.

3. Prof. Paulus Lobo Gareso, M.Sc., Ph.D., guru besar ke-419 dalam bidang Fisika Semikonduktor, lahir dan besar di Makassar, 05 Maret 1965.

Dalam sambutannya, Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., menyampaikan apresiasi atas bertambahnya kembali tiga guru besar FMIPA dalam satu departemen yang sama yakni Departemen Fisika. Dengan keberadaan Guru Besar di Fisika, kerja sama dalam bidang pengembangan Fisika dan industri dapat terjalin.

Lebih lanjut, Prof Dwia menambahkan bidang kajian yang dipaparka oleh tiga Guru Besar baru sangat strategis dan sejalan dengan perkembangan bidang artificial intelegent. Hal ini akan mendorong dan meningkatkan kemitraan serta secara bersama sama menyalurkan ide dan berkontribusi untuk kemajuan.

Pada kesempatan tersebut, masing-masing professor yang dikukuhkan menyampaikan pidato pengukuhannya.

Prof. Dr. Arifin, M.T

Pada pidato pengukuhannya, beliau menjelaskan tentang penelitian ilmiah terkait “Pengembangan Sensor Berbasis Serat Optik Untuk Meningkatkan Daya Saing Dalam Teknologi Instrumental”.

Kesimpulan penelitian ini menjelaskan bahwa kebutuhan instrumentasi sektor untuk aplikasi lingkungan, kesehatan, struktur dan industri di seluruh dunia semakin meningkat. Instrumentasi sensor yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan tersebut adalah sensor berbasis serat optik.

Prof Arifin menuturkan, sensor ini memiliki keunggulan dengan kinerja tinggi dengan karakteristik seperti akurasi yang dapat diandalkan, sensitivitas tinggi, mudah dibuat, biaya murah hingga kemampuan pengukuran beberapa parameter secara simultan.

Prinsip dasar sensor berbasis serat optik adalah terjadinya perubahan amplitudo atau intensitas cahaya yang ditransmisikan melalui serta optik ketika terjadi perubahan fisika yang mengakibatkan rugi daya.

“Pengembangan teknologi sensor di Indonesia diharapkan dapat diproduksi dalam negeri. Instrumentasi sensor ini sangat diperlukan untuk berbagai kebutuhan fundamental sehari-hari seperti peralatan rumah tangga, perangkat audio hingga instrumen yang dapat dimanfaatkan dalam bidang struktur, lingkungan, medis dan industri,” jelas Prof Arifin.

Prof. Dr. Sri Suryani, D.E.A

Melalui pidato pengukuhan mengenai penelitian ilmiah dengan judul ” Mempertautkan Radiasi dan Lingkungan”, Prof Sri menjelaskan bila radiasi dan lingkungan dipertautkan, maka efek positif dan negatif akan dihadapi.

Efek positif yakni pemanfaatan daya tembus radiasi yang besar, sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan ataupun gangguan pada organ tubuh dalam pada bidang kesehatan dan energinya yang besar dapat dimanfaatkan di industri PLTN, demikian pula pada bidang pengelolaan limbah cair dan desinfeksi udara.

“Disisi lain, efek negatif paparan radiasi dapat menimbulkan sel kanker pada tubuh akibat paparan yang berulang kali terjadi, kecelakaan nuklir, serta limbah bahan radioaktif dari rumah sakit maupun industri perlu diminimalisir melalui pengelolaan misalkan dengan pemanfaatan teknologi dengan dukungan kebijakan pemerintah,” jelas Prof Sri.

Prof. Paulus Lobo Gareso, M.Sc., Ph.D

Melalui kesempatan yang sama, Prof Paulus menjelaskan dalam pidato pengukuhannya tentang “Metode Kuantum Interdifusi Untuk Modifikasi Pita Energi (Band Gap Engineering) Pada Material Semikonduktor” dimana pemanfaatan metode kuantum interdifusi dapat mengubah karakteristik material semikonduktor, seperti pita energi yang mampu berubah setelah terjadi proses interdifusi antar atom-atom pada aktif layer dan daerah penghalang.

Lebih lanjut, Prof Paulus menambahkan proses tersebut dapat diperlihatkan pada aplikasi divais semikonduktor seperti fabrikasi diode laser InGaAs/A1GaAs yang mengalami perubahan pita energi setelah proses pemanasan yang diiringi terjadinya penurunan arus ambang batas secara signifikan.

“Proses pengembangan terus dilakukan dengan fokus pada aplikasi semikonduktor pada bidang nanomaterial, komposit dan sel surya. Pengembangan nanomaterial difokuskan pada pemanfaatannya sebagai absorban yang bermanfaat pada pemurnian air bidang industri yang menghasilkan limbah cair berbahaya,” ungkap Prof Paulus.

Pengukuhan Tiga Guru Besar dilingkup FMipa Unhas berlangsung dengan hikmat dan lancar hingga pukul 10.30 Wita.(*/mir)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content