Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Webinar Diaspora Fisip Unhas Bahas Analisis Linguistik Pemerintah New Zealand Hadapi Pandemi Covid-19

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin menyelenggarakan webinar Diaspora dengan tema “Bahasa dan Sosial Media dalam Merespon Pandemi Covid-19 di Selandia Baru: Analisis Linguistik dan Wacana Kritis”. Kegiatan yang menghadirkan Dr. Nelly Martin-Anatias (Peneliti pada Auckland University of Technology, New Zeland) sebagai narasumber berlangsung mulai pukul 10.30 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Rabu (11/11).

Kegiatan resmi dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Phil. Sukri, Ph.D. Beliau mengucapkan terima kasih kepada narasumber atas kesediaan berbagi pengalaman serta informasi kepada para peserta. Kegiatan diharapkan mampu memberi manfaat bagi mahasiswa dan dosen Unhas secara umum dalam rangka membuka wawasan baru utamanya mengenai upaya penanganan Covid-19.

“Tema yang dibahas saat ini sangat menarik, kita bisa memahami bagaimana negara lain menghadapi pandemi Covid-19. Pada hakikatnya, webinar diaspora hadir selain memberikan informasi kepada masyarakat secara luas, juga menjadi bagian pengembangan internasionalisasi fakultas maupun universitas. Semoga para peserta bisa mengikuti dengan baik pemaparan narasumber,” jelas Sukri.

Pada kesempatan tersebut, Nelly secara umum menjelaskan peran penggunaan bahasa atau semiotika dalam konteks politik menjadi penting sebagai upaya mengajak masyarakat secara meluas untuk bersama-sama mengambil bagian dalam penanganan Covid-19. Pendekatan kebahasaan menjadi hal yang harus diperhatikan agar masyarakat lebih patuh dan kolaboratif menekan penyebaran Covid-19.

Nelly mengatakan, penyebaran informasi di New Zealand dilakukan sebelum dan saat lockdown nasional. Dalam mempersiapkan hal tersebut, Pemerintah New Zealand menggunakan beberapa metode penyebaran informasi seperti mengirimkan pesan kepada seluruh penduduk dan pengunjung bahwa lockdown akan dimulai pada jam 11: 59 PM.

Beberapa jam sebelum pesan dikirimakan, PM Ardern telah terlebih dahulu menggunakan FB LIVEnya yang tidak formal dan spontan untuk mempersiapkan warga mengenai lockdown nasional, berserta hal-hal yang perlu dilakukan dan meminta warga bersiap namun tidak panik.

“Semiotic sources dalam menginformasikan mengenai lockdown dengan menggunakan facebook, memakai piyama sembari menidurkan bayinya. PM Ardern membangun image sebagai pemimpin yang relatable terutama untuk kebanyakan kaum perempuan dan ibu. Tidak hanya itu, konsep yang digunakan seolah olah beliau dapat di reach-out, dimana penggunaan FB LIVE dengan chats, semua orang bisa berperan serta memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan tersebut,” jelas Nelly.

Lebih lanjut, Nelly menginformasikan bahwa PM Ardern terpilih dengan kemenangan telak, pada periode kedua October 2020 lalu. Survei menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk New Zealand percaya akan kepemimpinan Ardern, utamanya selama masa pandemik global. Dalam upaya penanganan Covid-19, PM Ardern banyak menggunakan pesan yang jelas dan konsisten mengkomunikasikan otoritas dan kasih sayang. Sehingga, masyarakat dapat menerima dan lebih patuh serta bersifat kolaboratif.

Kegiatan yang dipandu oleh Abdul Razaq Z. Cangara, M.Si., M.IR (Dosen Departmen Ilmu Hubungan Internasional, Fisip Unhas) selaku moderator diikuti kurang lebih 100 peserta berlangsung lancar hingga pukul 12.00 Wita. (*/mir)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia English

Skip to content