Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Balitbang Kemenhub dan Teknik Unhas Kembangkan Teknologi Floating Breakwater

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbanghub) melakukan kerjasama dengan Centre Of Technology (CoT) Fakultas Teknik (FT) Universitas Hasanuddin.
 
Kerjasama dilakukan untuk melakukan uji model fisik atau uji laboratorium Floating Breakwater atau pemecah ombak terapung yang dilakukan di Laboratorium Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknik Unhas untuk mengetahui kinerja floating breakwater dalam meredam gelombang laut.
 
Kepala Pusat Kementrian Perhubungan Badan Litbang Perhubungan, Transportasi Laut, Sungai Danau dan Penyeberangan Sahattua merasa berbangga, karena Unhas memiliki sarana dan prasarana pengujian model Floating Breakwater yang cukup lengkap dan masih tergolong baru sehingga memudahkan dalam pengujian.
 
"Kita melihat ada potensi peralatan, perlengkapan yang ada di sini, fasilitas, SDM, para peneliti, dosen, para doktor itu memiliki kemampuan intelektual dan pengetahuan yang berkaitan dengan Breakwater," sebutnya.
 
Salah satu cita-cita besar pengujian ini adalah kita berusaha membuat pedoman untuk bisa dipedomani dalam membangun floating breakwater di Indonesia. Karena, hingga saat ini acuan dalam desain dan pembangunan floating breakwater di Indonesia belum tersedia atau belum ada.
 
"Melalui kerjasama ini, saya selaku Kapus Litbang mengusahakan pekerjaaan yang menghasilkan pedoman didalam pengaplikasiannya," lanjutnya.
 
Ketua Tim Peneliti Floating Breakwater FT Unhas, Dr. Ir. Chairul Paotonan, mengatakan alat pemecah ombak terapung ini sangat bermanfaat dan dibutuhkan negara kita saat ini karena banyak pelabuhan yang tidak dapat beroperasi secara maksimal dalam setahun.
 
Dikarenakan tingginya gelombang di dermaga, akibatnya dari sudut pandang finansial, cenderung tidak menguntungkan.
 
Selain itu, teknologi floating breakwater ini memiliki keunggulan berupa dimensi yang kecil dibanding breakwater yang telah banyak digunakan saat ini sehingga biaya akan lebih rendah untuk pembangunannya.
 
Berdasarkan estimasi kasar, diperoleh bahwa pemecah gelombang terapung ini dapat menghemat biaya pembangunan sekitar 20 sampai 40%.
 
"Floating breakwater ini bisa dipindahkan sesuai kebutuhan, yang kedua dimensinya jauh lebih kecil dibandingkan breakwater tipe konvensional. Sehingga, otomatis anggaran penggunaan pembangunan juga jauh lebih rendah," kata Chairul.
 
"Pemecah gelombang ini sangat cocok untuk wilayah perairan yang dalam,"  lanjutnya.
 
Breakwater memiliki konsep yang lebih ramah lingkungan dikarenakan tidak mematikan proses hidro dinamika yang terjadi di laut secara total. Secara teoritis, energi gelombang laut yang besar adalah di permukaan dan berkurang seiring jarak dari permukaan ke dasar.
 
Floating breakwater ini diharapkan untuk mematikan gelombang pada bagian permukaan melalui proses refleksi dan disipasi akibat adanya interaksi antara fluida dengan floating breakwater, sehingga tinggi gelombang yang sampai ke dermaga sudah tereduksi.
 
Untuk lokasi pengujian floating Breakwater adalah di Laboratorium Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Unhas. Tim Pelaksana penelitian ini diketuai oleh Dr. Ir. Chairul Paotonan. Sedangkan Anggota Tim Peneliti Terdiri dari Dr. Taufiqur Rachman, Sabaruddin Rahman, dari Departemen Teknik Kelautan Unhas, serta Dr.Eng. Mukhsan Putra Hatta, dari Departemen Teknik Sipil Unhas. Selain itu, peneliti juga dibantu oleh lebih dari 5 orang mahasiswa Departemen Teknik Kelautan. Mahasiswa tersebut adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun proposal skripsi.
 
 
Sumber : makassar.tribunnews.com

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content