Universitas Hasanuddin melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggelar Workshop dan Coaching Clinic bertema “Opportunity for Publishing in Scopus Indexed Journals”. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Lecture Theatre Prof. Latanro, Lantai 1, Gedung Pasca FEB Unhas, Tamalanrea (Jum’at, 13/3) ini menghadirkan pakar Prof. Dr. John Vong dari National University Singapore.
Prof. Vong merupakan seorang pakar dalam penelitian yang telah menghasilkan puluhan artikel terindeks Scopus, editor pada beberapa jurnal terindeks Scopus, dan penulis dengan 35.000 lebih sitasi.
Dalam presentasinya yang sangat impresif, Prof. Vong menjelaskan bahwa untuk menghasilkan artikel berkualitas, seseorang harus meneliti. Adalah pandangan yang keliru jika dosen Indodnesia menganggap bahwa mereka tidak bisa menulis di jurnal terindeks Scopus karena alasan bahasa Inggris.
“Bahasa Inggris itu soal proof reading, sementara substansi dari artiikel ilmiah adalah argumentasi dan analisis. Itu dua hal yang berbeda. Kita bisa saja menulis artikel bahasa Indonesia, kemudian serahkan kepada penerjemah dan English proof reader untuk menjadikannya artikel yang siap dipublikasi,” kata Prof. Vong.
Syarat untuk menghasilkan penelitian adalah ide yang kuat, ada waktu dan kemampuan melakukannya, serta ada dana yang memadai. Prof. Vong menjelaskan bahwa untuk mencapai hal itu, seseorang harus bekerja sama. Kata kuncinya adalah kolaborasi.
“Bisa saja seseorang yang memiliki ide yang kuat, tapi dia tidak ahli dalam bidang itu. Maka ia dapat berkolaborasi dengan orang yang ahli. Itu yang saya lakukan. Jika anda melihat artiikel-artikel yang saya hasilkan, temanya sangat beragam. Mulai dari ekonomi, pertanian, bahkan kedokteran,” kata Prof. Vong.
Dalam kaitannya dengan dana, peneliti sangat tergantung pada donor. Dari pengalamannya, Prof. Vong menekankan bahwa sangat penting untuk memberi kepercayaan kepada donor, bukan saja dalam bentuk pertanggungjawaban, tapi secara nyata.
“Syaratnya adalah jujur, dan hindari menimbulkan kecurigaan. Saya menerima hibah dari donor sangat banyak. Dana terbesar yang saya terima adalah 2,3 juta dollar. Jika sesaat setelah menerima dana penelitian saya langsung membeli mobil baru, pasti donor akan bertanya-tanya, bisa menimbulkan kecurigaan mereka,” kata Prof. Vong.
Workshop dan Coaching Clinic selanjutnya berisi paparan teknis terkait bagaimana kiat-kiat mempersiapkan artikel untuk jurnal terindeks Scopus Q1 atau Q2. Prof. Vong secara tegas menyampaikan tidak merekomendasikan jurnal yang berada pada kategori Q3 apalagi Q4.
“Dari pengalaman saya, sebagian besar jurnal Q4 itu sangat lemah dalam hal kontrol kualitas. Meskipun mereka memenuhi standar proses, tapi tidak serius dalam hal uji konten atau uji metodologi,” kata Prof. Vong.
Sebelumnya, acara yang dihadiri oleh dosen dan mahasiswa pasca sarjana FEB Unhas ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan, Prof. dr. M. Nasrum Massi, Ph.D. Dalam sambutan pengantarnya, Prof. Nasrum menjelaskan pentingnya publikasi bagi sivitas akademika, khususnya bagi dosen dan mahasiswa pascasarjana.
“Tahun lalu, Unhas menargetkan 1.250 artikel terindeks Scopus. Target itu terlampaui, dimana kita menghasilkan 1.604 artikel. Untuk itu, tahun ini kita target akan mencapai 1.750 artikel. Melihat kinerja penelitian, kita optimis bisa mencapai, apalagi jika lebih banyak dosen terlibat. Tahun lalu, ada seorang dosen kita yang memiliki 43 artikel terindeks Scopus. Dengan jumlah dosen sekitar 1.700, kita tentu bisa mengoptimalkan capaian,” kata Prof. Nasrum.
Acara yang berlangsung hingga pukul 16.30 Wita ini diakhiri dengan tanya jawab dari para peserta.(*)
Editor : Ishaq Rahman, AMIPR