Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Gubernur Jawa Timur Berbagi Pengalaman Karir Kepemimpinan di Unhas

Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Leadership Lecture dengan menghadirkan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, sebagai narasumber. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Senat Akademik Unhas, Lantai 2 Gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Selasa (11/02).

Sebelum kuliah umum berlangsung, Unhas dan Provinsi Jawa Timur sepakat melakukan penandatanganan nota kesepakatan terkait hubungan kerjasama pengembangan sumberdaya perikanan dan kelautan serta manajemen bencana bidang kesehatan.

Dalam pengantarnya sebelum kuliah, Rektor Unhas (Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA), menyampaikan terima kasih atas kesediaan Gubernur Jatim untuk berkunjung ke Unhas. Khofifah merupakan sosok perempuan yang menginspirasi.

“Kita sangat ingin mendengar paparan beliau, sosok perempuan yang menginspirasi. Beliau merupakan perempuan satu satunya di Indonesia yang memimpin di provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia,” jelas Prof Dwia.

Prof Dwia berkomitmen untuk membantu dan mendukung setiap rancangan kerja Provinsi Jawa Timur sebagaimana tertuang dalam nota kesepakatan yang telah ditandatangani.

Dalam kesempatan kuliah umumnya, Khofifah Indar Parawansa berbagi pengalaman karirnya dalam dunia politik yang diberi judul “Berbagi pengalaman, Sebuah Pembelajaran”. Khofifah menyebutkan bahwa dinamika kehidupan pada dasarnya menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindari. Namun, ketika hidup diserahkan hanya kepada sang pencipta, maka setiap permasalahan yang dihadapi akan menemukan jalan keluarnya sendiri.

“Saya berupaya menyeimbangkan kehidupan dengan cara yang mungkin bagi kebanyakan orang tidak logis. Saya membagi waktu dengan pembagian 25 persen untuk belajar, 25 persen untuk istirahat, dan selebihnya 50 persen untuk beribadah. Saya memaknai ibadah dengan cara yang luas, bukan hanya shalat, mengaji, dan membaca al Qur’an. Bahkan berbuat baik dan bekerja untuk kemashlahatan masyarakat juga bagian dari ibadah,” kata Khofifah.

Khofifah juga menceritakan perjalanan karir politiknya. Salah satunya saat beliau secara langsung diajak oleh Presiden Gud Dur untuk menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan. Kala itu, Khofifah meminta Gus Dur mengubah nama jabatan Menteri Peranan Wanita menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan.

Ketika menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan, Khofifah banyak membuat terobosan baru, seperti lahirnya Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender atau dikenal dengan gender mainstreaming dalam pembangunan nasional, serta penerapan gender harmony partnership yang salah satu bentuknya dengan menghormati sikap perempuan memilih jalan hidupnya.

Diera kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa Timur, Khofifa mencanangkan program kerja yang disebut sebagai Nawa Bhakti Satya Untuk Jawa Timur. Dimana program kerja ini memuat 9 fokus kerja membangun Jawa Timur diantaranya Jatim Sejahtera, Jatim Cerdas dan Sehat, Jatim Akses, Jatim Berdaya, Jatim Kerja, Jatim Berkah, Jatim Amanah, Jatim Harmoni, Jatim Agro.

“Sebagai Gubernur Jawa Timur, saya berupaya untuk memberdayakan kelompok usia muda melalui beberapa program, diantaranya Millenial Job Center, penerapan digital marketing lewat pembentukan East Java Super Corridor (EJSC), mendukung gerakan ekonomi santri melalui program satu pesantren-satu produk, serta memberikan tunjangan kehormatan pada 6.000 penghafal Al Quran, dan 11.000 penjaga musholla dan masjid yang ada di Jatim,” kata Khofifah.

Para peserta yang memadati Ruang Senat Akademik tampak sangat antusian mendengarkan inspirasi dari Khofifah Indar Parawansa. Belasan peserta berlomba untuk mengajukan pertanyaan dan tanggapan.

Kegiatan yang dihadiri kurang lebih 200 peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, dan pejabat Unhas berlangsung hingga pukul 16.00 Wita.(*)

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia