Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan Biennial Conference of Tropical Biodiversity (BCTB) yang ke-4. Tema yang diangkat pada konferensi kali ini adalah “Mainstreaming Multidisciplinary Approaches to Biodiversity Studies for Sustainable Development.” Konferensi internasional ini digelar dalam format hybrid, yaitu secara virtual melalui Zoom Meeting dan luring di Gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, pada Rabu (23/7).
Ketua Panitia BCTB, Fatwa Faturachmat, S.Hut., M.Hut., dalam laporannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya konferensi ini. Mitra co-host internasional yang turut berpartisipasi, yakni:
– Tomsk Polytechnic University (Rusia),
– Universiti Teknologi MARA (Malaysia),
– Mindanao State University – Maguindanao (Filipina), dan
– Universitas Sumatera Utara (Indonesia).
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada sponsor kegiatan, Kalla Group, serta kepada seluruh panitia atas kerja sama dan dedikasi yang tinggi sehingga konferensi dapat terlaksana dengan lancar.
“Kegiatan ini diselenggarakan dua tahun sekali. Tahun ini kami mengusung tema yang mencerminkan perhatian global terhadap pentingnya pendekatan multidisipliner dalam studi biodiversitas. Tidak hanya fokus pada keanekaragaman hayati, konferensi ini juga membuka ruang pembahasan isu-isu strategis lainnya seperti perubahan iklim, yang sangat relevan dalam konteks tropis,” jelas Fatwa.
BCTB merupakan wujud nyata komitmen Fakultas Kehutanan Unhas dalam menjembatani isu-isu lingkungan tropis dengan agenda pembangunan berkelanjutan. Konferensi ini diharapkan menjadi ruang dialog produktif antara akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai bidang ilmu.
Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa konferensi tahun ini membawa urgensi strategis dan kedalaman ilmiah, mengingat keanekaragaman hayati tropis merupakan salah satu aset paling berharga yang dimiliki dunia saat ini.
“Kita membutuhkan kemampuan untuk menjembatani pengetahuan ekologi dengan teknologi dan ilmu-ilmu sosial. Pendekatan multidisipliner bukan sekadar tren, melainkan sebuah keharusan,” tegas Prof. JJ
Prof. JJ menegaskan bahwa dialog antar ekolog, antropolog, ekonom, pakar kebijakan, insinyur, dan ilmuwan data sangat dibutuhkan untuk menghasilkan solusi komprehensif dan berkelanjutan.
“Saya sangat yakin bahwa konferensi ini lebih dari sekadar wadah pertukaran ilmiah. Melalui forum ini, kita dapat memperkuat kemitraan riset global, mendorong penelitian yang berdampak nyata bagi masyarakat lokal, serta memajukan kebijakan publik yang berpihak pada pelestarian biodiversitas,” jelas Prof. JJ
Konferensi secara resmi dibuka melalui prosesi simbolis pemukulan gendang oleh Rektor Unhas Prof. JJ. Pembukaan ini menjadi penanda dimulainya rangkaian kegiatan ilmiah yang dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi oleh para narasumber dari berbagai institusi nasional dan internasional.
Enam narasumber dihadirkan dalam sesi pleno. Narasumber pertama, Andang Suryana Soma, S.Hut., M.P., Ph.D. dari Fakultas Kehutanan Unhas, membawakan materi bertema “Environmental and Ecological Disaster Management: Landslides and Floods in South Sulawesi” yang menyoroti tantangan bencana alam di kawasan tropis Indonesia.
Selanjutnya, Antonio Di Martino, Ph.D. dari Tomsk Polytechnic University, Rusia, menyampaikan materi “Biowaste Valorization: Bioabsorbent Materials From Forest” yang mengulas pemanfaatan limbah biomassa dari hutan sebagai material penyerap ramah lingkungan.
Dr. Veera Singham dari Universiti Sains Malaysia turut hadir dengan topik “Climate Change and Impact on Pest Insects”, membahas dampak perubahan iklim terhadap dinamika populasi serangga hama.
Prof. Dr. Mohd Hafiz Hanafiah dari Universiti Teknologi MARA, Malaysia, mengangkat isu “Ecotourism and Environmental Services: Sustainability, Equity, and Strategic Reforms” yang menyoroti pentingnya reformasi dalam pengelolaan jasa lingkungan dan pariwisata berkelanjutan.
Dari Universitas Sumatera Utara, Prof. Mohammad Basyuni, S.Hut., M.Si., Ph.D. membawakan materi “Mangrove Forest Diversity and Bioprospecting in Indonesian Ecosystem Services and Novel Bioactive Compounds” yang menekankan potensi ekosistem mangrove dalam mendukung layanan ekosistem dan eksplorasi senyawa bioaktif.
Sebagai penutup, Prof. Dr. Christoph Kleinn dari Georg-August-University Göttingen, Jerman, menyampaikan pandangan non-teknis dalam materi berjudul “National Forest Monitoring of Rigour and Relevance: A Non-Technical View in Six Statements.” Materi ini menyoroti pentingnya monitoring hutan nasional yang ketat dan relevan dalam konteks pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Konferensi BCTB ke-4 ini diikuti oleh ratusan peserta dari dalam dan luar negeri yang terdiri dari peneliti, akademisi, mahasiswa, serta pemangku kepentingan dari berbagai sektor. Sejumlah pembicara internasional turut hadir dan membagikan pengalaman serta hasil riset terbaru terkait biodiversitas tropis dan relevansinya terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). (*/fhut/dhs)
Editor: Ishaq Rahman