Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Pada Masa Orba, Sejarah Ditentukan Jaksa Agung

Penulisan sejarah sejatinya harus lahir dari para sejarawan. Namun apa yang terjadi ketika pemerintah Orde Baru berkuasa, justru pihak  nonsejarawan yang menentukan boleh tidaknya sebuah karya sejarah diterbitkan dan diedarkan.

‘’Ketika Orde Baru, sejarah itu bukan ditentukan oleh para sejarawan, melainkan oleh jaksa agung,’’ demikian yang terungkap dalam Seminar Nasional dan Rapat Kerja Perhimpunan Program Studi Sejarah se-Indonesia yang dibuka Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unhas  di Kampus Universitas Hasanuddin, 13-14 Mei 2016.

Seminar nasional ini pada sesi pertama menampilkan para pembicara terdiri atas Dr.Anzar Abdullah, M.Pd. (Universitas Pejuang Republik Indonesia – UPRI, Makassar), dengan makalahi bertajuk ‘’Sejarah Indonesia:Rekonstruksi, Produksi, dan Sirkulasi (Sebuah Kritik Histografi). Burhaman Djunedding, S.S., M.M. (UPRI Makassar) makalah berjudul ‘’Dari Sejarah Lokal Sulsel ke Sejarah Lokal Sulselbar: Memikirkan Kembali Perspektif Sejarah Lokal sebagai Satu Unit Analisa dalam Ilmu Sejarah’’. Margriet M.Lappia, M.S (Unhas), dengan makalah berjudul ‘’Arsip, Roman, Sejarah, dan Karya Ilmiah suatu Simbiosis Mutualisme’’, dan Yudi Prasetyo S.S., M.M. (STKIP PGRI Sidoarjo),:’’Jejak Langkah dalam Sumber Melayu Klasik: Sebuah Tinjau Karya Liaw Yock Fang’’.

Pada sesi kedua, tampil M.Nazir Salim (Sekoilah Tinggi Pertanahan/Agraria Nasional) dengan makalah berjudul:’’Jangan Biarkan Petani Sendirian Mempertahankan Tanahnya (Belajar dari Kutai Kartanegara, Sejarah Agraria dan Pertanian Indonesia); Dr.Bambang Sulistyo Edi P., M.S. (Unhas), Persaingan, Bisnis, dan Konflik di Pabrik Gula Takalar’’: Dr.Reza Hudyanto (Universitas Negeri Malang) dengan makalah berjudu; “Tanah’’ Jajahan: Perkembangan Penguasa Tanah di Kota Yogyakarta dan Malang 1917-1950; H.Muh.Bahar Akkase Teng, Lcp, M.Hum (Unhas), dengan makalah berjudul:’’Islam Peradaban, dan Pemikiran di Nusantara (dalam Perspektif Sejarah); Prof.Dr.Abd.Rasyid Asba, M.A. (Unhas) menyampaikan makalah berjudul :’’Negara, Teknologi Perkapalan, dan Komoditas dalam Pembentukan Makassar sebagai Poros Maritim Dunia’’.

Peserta seminar nasional ini diikuti utusan dari Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, USU Medan, Penerbit Ombak Yogyakarta, Unhas, Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Universitas Syahkuala (Unsyiah) Banda Aceh, IKIP PGRI Madiun, Unair Surabaya, UGM Yogyakarta, dan STKIP PGRI Sidoarjo.

Seminar nasional ini mengagendakan Dr.Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI) sebagai pembicara kunci. (*).   

 

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content