Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II (KOGABWILHAN II) TNI, Marsekal Madya TNI Andyawan Martono P, S.I.P., memberikan gambaran tentang Integrasi Kebangsaan sebagai Pilar Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada kuliah umum yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Unhas. Kegiatan tersebut berlangsung pukul 09.00 Wita di Baruga Prof. Dr. Baharuddin Lopa, FH Unhas, Selasa (11/04).
Dalam kesempatan tersebut, Panglima Andyawan Martono mengatakan NKRI terwujud berkat tekad persatuan dan akan menjadi sebuah potensi kehancuran yang besar bila masyarakat Indonesia tidak mampu mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban mempertahankan negara dalam bentuk bela negara. Menurutnya, mempertahankan empat pilar kebangsaan merupakan bentuk dari bela negara dari setiap warga negara Indonesia.
“Setidaknya ada empat upaya atau cara yang bisa kita lakukan dalam menjaga empat pilar bangsa yakni kultural melalui perkenalan lebih mendalam tentang budaya dan kearifan local kepada generasi muda, edukatif juga menjadi penting untuk diberikan mengingat saat ini sangat marak aksi criminal yang dilakukan oleh generasi muda seperti tawuran, pencurian bahkan pembunuhan. Selain upaya pendekatan kultural dan edukatif, aspek hukum dan structural juga memiliki peranan penting,” jelas Panglima Andyawan.
Lebih lanjut, Panglima Andyawan Martono menambahkan empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI merupakan bentuk pertahanan negara oleh setiap negara. Pilar ini masing-masing saling menguatkan dan memperkokoh Indonesia sebagai suatu negara berdaulat. Misalnya saja fungsi Pancasila sebagai petunjuk aktivitas hidup disegala bidang yang dilakukan warga Indonesia. Saat ini, perkembangan lingkungan strategis terjadi secara cepat dan dinamis, menciptakan berbagai ancaman secara nyata.
“Walaupun adanya pergeseran generasi perang, namun pertempuran masih tetap menjadi potensi ancaman yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Saat ini, banyak trend ancaman yang hadir ditengah kehidupan masyarakat, misalnya saja perang ideologi. Hal ini bisa dihindari melalui penguatan pilar kebangsaan Indonesia, dan tentu saja peran generasi muda sangat diperlukan,” tambah Panglima Andyawan.
Setelah memberikan materinya, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dari para peserta yang hadir. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung lancar hingga pukul 11.00 Wita (*/mir)
Editor : Ahmad