Briket bio-batubara adalah material campuran batubara halus, biomassa dan bahan perekat yang telah terkompaksi dengan tekanan dan dengan bentuk tertentu serta memiliki nilai kalor pembakaran tertentu. Dengan demikian, secara teknis, batubara dan biomassa dalam pemanfaatannya merupakan energi alternatif yang dapat diolah dan dibentuk menjadi briket bio batubara. Briket bio-batubara ini adalah campuran dengan komposisi antara batubara halus, biomassa dengan larutan perekat yang dicetak dan ditekan sehingga menjadi benda yang masif, kompak dan tidak mudah pecah. Adanya inovasi ini sehingga energi yang dihasilkan dapat menjadi pilihan energi yang murah.
Pada tanggal 20 Desember 2020, mahasiswa Teknik UNHAS melakukan sosialisasi pemanfaatan briket bio-batubara yang dilaksanakan pada Kabupaten Jeneponto bagi pengrajin gula merah. Kegiatan ini ditujukan kepada pengrajin gula merah di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan agar dapat mengembangkan produk briket yang selama ini komposisinya hanya berasal dari batubara, soda api, kanji dan lempung.
Dengan adanya modifikasi dan inovasi yang diusulkan, diharapkan akan menghasilkan produk briket bio batubara yang lebih memberikan profit kepada masyarakat dan membantu mengatasi limbah sekam dan jerami pada yang tidak termanfaatkan.
Modifikasi yang dijelaskan terkait pemanfaatan durasi pembakaran. Durasi atau waktu pembakaran yang dihasilkan oleh briket bio-batubara dapat bertahan hingga 8 jam. Temperatur panas yang dihasilkan lebih tinggi, dimana dalam uji coba pengolahan gula merah memperlihatkan bahwa dengan menggunakan briket bio-batubara proses pengolahan hanya membutuhkan waktu 3,5 hingga 4 jam. Sedangkan pada briket produk lama membutuhkan waktu 5 hingga 6 jam dalam proses memasak (pengolahan) gula merah. Selain itu, kalori yang dihasilkan briket bio-batubara lebih tinggi bila dibandingkan dengan briket batubara produk lama.
Editor: Ishaq Rahman