Berita Terbaru

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Red Campus Talk Unhas #34: “Kenal Dekat Departemen Sastra Indonesia dan Departemen Sastra Daerah Unhas”

Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan program bertajuk Red Campus Talk edisi #34 dengan tema “Ketika Chairil Anwar dipertemukan Naskah I La Galigo: Seputar Departemen Sastra Indonesia dan Departemen Sastra Daerah”. Program ini berlangsung pukul 16.00 Wita secara live melalui akun instagram @hasanuddin_univ, Senin (19/04)

Hadir sebagai narasumber yakni Dra. St. Nursaadah, M.Hum (Sekretaris Departemen Sastra Indonesia) dan Dr. Muhlis Hadrawari, S.S., M.Hum (Ketua Departemen Sastra Daerah). Kedua prodi ini berada dibawah naungan Fakultas Ilmu Budaya.

Nursaadah menjelaskan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa dari beragam bahasa daerah di berbagai suku yang dimiliki. Mahasiswa Prodi ini akan mempelajari beraneka ragam subyek sastra, puisi, novel, naskah drama, linguistik dan kebudayaan.

“Kita akan melihat perkembangan mengenai apa yang terjadi dengan Bahasa Indonesia. Dengan melihat fenomena yang ada, maka kalian bisa menulis secara formal dan non formal. Saya rasa Sastra Indonesia bisa menjadi sarana untuk mengembangkan kreatifitas,” jelas Nursaadah

Departeman Sastra Indonesia dilengkapi fasilitas laboratorium kepenulisan untuk menulis essay, cerpen, skenario dan mata kuliah keterampilan lain yang berkaitan dengan kepenulisan. Tidak hanya itu, juga memiliki laboratorium Bahasa dan Laboratorium Multimedia.

Pada kesempatan yang sama, Muhlis menjelaskan Departemen Sastra Daerah mempelajari tatanan peradaban dunia atau yang biasa disebut dengan bukti literasi, suatu konsep yang berbudi luhur berbasis literasi.

“Asia Tenggara memiliki warisan literasi yakni I La Galigo peradaban masa lampau Bugis-Makassar, empat kali lipat lebih besar dari perabadan Mahabarata, India. Jika peradaban ditandai dengan literasi yang besar, maka warga Sulsel bukanlah warga biasa,” jelas Muhlis.

Muhlis menambahkan Bahasa Daerah menjadi identitas diri yang tidak bisa dihilangkan dalam kehidupan. Hal ini terjadi karena bahasa daerah adalah bentuk nasionalisme diri seseorang. Beberapa fasilitas juga dimiliki Sastra Daerah seperti Literatur Budaya, Laboratorium Naskah dan Laboratorium Kesenian Daerah

“Kita harus berpendiriian, silahkan berbahasa Indonesia, silahkan menggunakan bahasa asing. Tapi jangan lupa identitas kita dengan berbahasa daerah,” jelas Muhlis.

Red Campus Talk merupakan upaya memperkenalkan seluk-beluk program studi pada jenjang strata satu yang ada di Unhas. Saat ini, Unhas memiliki 67 program studi strata satu, dan 2 program studi vokasi atau sarjana terapan.

Program ini hadir dalam rangka membantu calon mahasiswa memutuskan pilihan program studi, kegiatan menampilkan paparan singkat yang dikemas secara populer dan kasual, namun informatif.

Edisi Red Campus Talk kali ini dipandu oleh Iskandar (Student Volunteer Unhas) dan diikuti secara live oleh kurang lebih 100 follower instagram @hasanuddin_univ.(*/dhs)

Editor: Ishaq Rahman, AMIPR

Berita terkait :

Share berita :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email

This post is also available in: Indonesia

Skip to content